Senin, 19 November 2018

Langit Biru

Bintang kecil, dilangit yang biru
Amat Banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
Jauh tinggi, ke tempat kau berada

Itu adalah lagu yang sering kita nyanyikan sedari kecil (semoga anak-anak zaman sekarang masih tetap bernyanyi lagu itu). Sebuah lagu yang asal dinyanyikan tanpa mencoba untuk tahu makna dari lagu itu.

Jika boleh kita kritis,bukankan bintang banyak terlihat di malam hari, dan langit berwarna hitam? Bisa saja kita ngeles dengan bilang matahari adalah bintang dan ada di langit biru. Pertanyaan selanjutnya, benarkah langit berwarna biru? Pernahkah dibandingkan dengan langit planet lain/bulan?


Secara nyata, langit yang kita lihat di siang hari yang cerah memang berwarna biru. Warna langit (angkasa) yang sebenarnya adalah gelap. Foto astronot di angkasa dan di bulan memperlihatkan hal ini. Warna gelap yang terlihat tersebut dikarenakan bulan tidak memiliki atmosfer.

Nah, mengapa langit berwarna biru? Pertanyaan yang sepele, namun susah dijawab. Apalagi jika harus menjelaskan kepada anak kecil. 

Ya, atmosfer sangat berperan penting dalam membentuk kehidupan di bumi, termasuk salah satunya keindahan warna langit bumi. Pagi hari dan sore hari, di ufuk timur dan barat akan menampakkan warna langit jingga, sedangkan di siang hari yang cerah menampakkan warna biru. Warna biru yang kita lihat di langit itu merupakan hasil dispersi cahaya matahari. 



Dispersi merupakan proses perpendaran (penguraian) cahaya menjadi spektrum penyusunnya. Cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu monokromatik dan polikromatik. Cahaya polikromatik ini dapat terurai menjadi cahaya monokromatik penyusunnya jika dilewatkan pada suatu prisma. Adapun cahaya putih merupakan salah satu cahaya polikromatik.



Matahari memancarkan cahaya putih ke bumi. Bumi dilijdungi oleh atmosfer yang tersusun atas berbagai macam gas seperti nitrogen, oksigen, argon, dan juga uap air yang akan menyerap cahaya putih tadi dan berlaku seperti prisma. Cahaya putih ini kemudian terdispersi menjadi berbagai macam warna . 

Setiap warna cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan panjang gelombang ini yang menyebabkan cahaya dapat terdispersi. Mata kita sebagai suatu alat optik akan menangkap panjang gelombang yang tinggi sebagai warna merah, orange, dan kuning. Panjang gelombang yang rendah dikenali oleh mata sebagai warna biru. Panjang gelombang cahaya yang tinggi akan diteruskan lurus, sedangkan panjang gelombang yang rendah akan disebarkan ke segala arah (efek pembiasan). Itulah akhirnya menyebabkan langit berwarna dominan biru karena penyebaran cahaya dengan panjang gelombang rendah ke segala arah. Peristiwa ini sering disebut sebagai Rayleigh Scattering.

0 komentar:

Posting Komentar