Zaman saat teknlogi
modern belum terpikirkan, manusia hidup sangat erat dengan alam. Alam adalah
sahabat sekaligus tempat tinggal mereka. Catatan kejadian alam bagi mereka
terpatri di langit. Fenomena langit bagi sebagian masyarakat zaman itu adalah
suatu pesan dari akan terjadinya suatu peristiwa.
Langit adalah fenomena
keteraturan alam yang menempatkan dirinya secara periodik dalam waktu tertentu.
Posisi bintang, rasi, dan bahkan cuaca memberikan pengaruh pada pola kehidupan
masyarakat. Dan, ketika keteraturan langit tiba-tiba diganggu dengan kemunculan
benda baru seperti komet di langit, mereka menafsirkannya secara pribadi.
Dapatkah kita
menyalahkan mereka?
Dahulu, tak ada
penjelasan yang logis atas kejadian itu. Ini jauh sebelum ada yang membayangkan
bahwa Bumi adalah planet berputar dengan poros miring yang mengelilingi
Matahari. Setiap budaya manusia kuno membuat kesalahan yang sama, komet
pastilah suatu pesan yang dikirimkan dewa-dewi...atau satu tuhan tertentu. Dan
hampir tanpa pengecualian, nenek moyang kita selalu menyimpulkan bahwa
beritanya pasti buruk. Komet adalah
tanda malapetaka. Satu-satunya perbedaan
di antara mereka adalah jenis bencana yang akan datang.
Komet bisa berarti
kelaparan.
Komet bisa berarti
perang.
Kedatangan komet itu berarti penyakit.
komet meramalkan
kematian seorang pemimpin.
Namun, bangsa Cina kuno
lah yang sangat sistematis. Mulai sekitar tahun 1400 SM, mereka mulai mencatat
dan mengelompokkan kemunculan komet. Komet berekor tiga, berarti bencana bagi
negara. Komet berekor empat, menandakan akan datang wabah epidemik.
Bakat manusia dalam
pengenalan pola bagaikan pedang bermata dua. Kita 'sangat-sangat' baik dalam
menemukan pola, bahkan ketika pola itu sebenarnya tidak ada sesuatu yang
dikenal sebagai "pengenalan pola palsu." Kita lapar dalam mencari
makna bahwa keberadaan pribadi kita pastilah bermakna spesial bagi alam
semesta.
Karena hal itu, kita
terkadang terlalu bersemangat untuk menipu diri kita sendiri dan orang lain,
menemukan peringatan ilahi pada komet.
Pertanyaannya, dimanakah asal komet? Nantikan
pada tulisan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar