Senin, 17 Juni 2019

Saya makan nasi dan segelas air "Bening"



Wah.. bener juga ya, air yang kita minum kan air bening, kenapa disebut air putih? 
Ada air yang berwarna putih yaitu air susu.

Baiklah, saya akan bahas terkait polemik air putih dan air bening. 

Saat ini kita akui masyarakat semakin kritis (kritis bukan berarti benar). Segala hal dikomentari dan dipertanyakan seperti kejadian alam, proses tertentu, bahkan hidup orang sering dikomentari (positif maupun negatif). Termasuk, saat sekian lama kita mengatakan air "putih" untuk air yang kita minum sehari-hari, dipertanyakan karena warnanya bening.

Nah, penjelasannya seperti ini. Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia, hanya ada istilah "air putih" yang diartikan : 1. air tawar yang dapat diminum; 2. air yang masih asli yang belum dicampur apa-apa. Sedangkan bening dikaitkan dengan bersih, putih, jernih. 

Wah, kenapa tidak dikatakan air "jernih" saja?

Nah, kan.. dikomentari lagi.. hehe

Jadi, jika kita mengatakan air bening, maka itu dapat berarti banyak hal, bisa air hujan, air keran, bahkan air cuka. Bahkan, ada kopi bening, yaitu kopi yang warnanya seperti air biasa, namun rasanya, kopi banget.. Nah, air jernih pun bisa bermacam-macam. Ada air telaga seperti di kisah pewayangan, Bahkan definisi air jernih pun merupakan air yang belum tercampur apapun.

Maka dari itu, istilah "air putih" yang berkembang di masyarakat sebenarnya adalah merupakan suatu istilah yang muncul sesuai konteks. Air putih merujuk pada air sehat yang dapat kita minum sehari-hari. Tidak dapat diartikan secara harfiah air berwarna putih.

Mungkin, istilah sapu tangan dapat menjadi bukti bahwa sapu tangan bukanlah benda yang dipakai menyapu dan berisi tangan. Tapi merupakan kain yang biasa dipakai mengelap peluh atau lainnya.

Selain itu, mungkin pernah mendengar kata "aqua" yang merujuk pada air kemasan, padalah merk nya bukan aqua. "Pralon" yang merujuk pada pipa, padahal tidak semua pipa bermerk pralon. Dan yang terbaru adalah istilah "teh" yang merujuk pada minuman yang berwarna kecokelatan dan sedikit rasa sepat. Tapi ketahuilah bahwa produk-produk yang mirip seperti teh tidak semuanya berbahan daun teh. Banyak sekarang minuman "teh" yang bahan dasarnya adalah daun lain yang dikembangkan karena khasiat, rasa, maupun lainnya. 

Setiap benda memiliki nama tertentu, yang merujuk pada objeknya itu sendiri. Walau memang nama yang dimiliki benda tidak sepenuhnya menggambarkan sifat objek tersebut. Seringkali nama atau istilah yang muncul juga akibat kebiasaan di masyarakat yang sudah dipahami selama bergenerasi-generasi. Selama hal itu masih dimengerti, maka marilah kita terima penggunaan berbagai istilah dalam kehidupan kita..


0 komentar:

Posting Komentar