Selamat Datang di Laman Yudi Handayana

Belajar bersama Yudi Handayana

Make one step and never Back

Berjalan pelan asal tetap ke depan

Minggu, 21 Juli 2019

Negara-Negara yang Mencapai Bulan



Pendaratan di Bulan adalah suatu pencapaian umat manusia yang sangat bersejarah dalam peradaban Bumi. Pendaratan berawak maupun tidak, ini adalah realisasi mimpi umat manusia untuk mencapai "dunia lain", yang mampu memperluas cara berpikir manusia bahwa kita hanyalah bagian kecil dari alam semesta. 

Pendaratan pertama di Bulan yang mampu dicapai adalah pendaratan Luna 2 milik Uni Soviet (Rusia) yang mendarat pada 13 September 1959. Namun, tepat 50 tahun yang lalu, di tanggal ini (21 Juli 1969 waktu Indonesia, 20 Juli 1969 waktu Amerika), adalah sebuah kemauan yang luar biasa dengan jejak kaki manusia pertama di Bulan. Meski begitu, tidak semua misi ke bulan berhasil. Banyak kegagalan yang dicapai, bahkan tidak sedikit antariksawan yang mengorbankan nyawa demi mewujudkan mimpi umat manusia.

Selama ini misi antariksa didominasi oleh 2 negara super power yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia). Bahkan awalnya pendaratan di Bulan hanya didominasi oleh wahana-wahana 2 negara tersebut. Namun, saat ini negara-negara lain berusaha mendorong pencapaian teknologinya dengan ikut ambil bagian dalam mencapai dunia lain.

China merupakan negara ketiga selain Amerika Serikat dan Rusia yang mampu mencapai Bulan. Bahkan China adalah negara yang pertama kali mampu mendaratkan wahananya di sisi terjauh Bulan, sisi yang tak pernah terlihat dari bumi. Ini mengantarkan China menjadi negara kuat ketiga di dunia. Dan memang, dilihat dari sisi manapun, China pun menjadi 3 negara paling kuat saat ini. Ini menjadi salah satu penegas bahwa keberhasilan teknologi antariksa adalah indikator kuat dari seberapa maju negara tersebut, baik dari sisi ekonomi, militer, maupun peradaban masyarakatnya.

Setelah China, menyusul Jepang yang mampu menabrakkan wahananya di permukaan Bulan. Ya..memang sengaja menabrakkan wahananya di Bulan sebagai bagian dari misi. Berarti, Jepang adalah negara keempat yang mampu mencapai Bulan. Tidak mengejutkan jika Jepang berhasil mencapai Bulan, karena sejauh ini Jepang terkenal dengan negara yang teknologinya sangat maju.

Yang mengejutkan adalah India. Ya, India yang banyak pihak masih menganggap merupakan negara dengan sebagian besar penduduknya masih dikategorikan "miskin", ternyata tidak menyurutkan mimpinya untuk berkembang di teknologi antariksa. Melalui wahana Chandrayaan-1, India berhasil mencapai Bulan. Bahkan, 10 Juli lalu (sebelum ditunda), Chandrayaan-2 sebenarnya akan diluncurkan dengan misi mendarat di Bulan. Tentu saja, hal ini menguatkan posisi India sebagai salah satu negara kuat pemilik senjata Nuklir.

Jadi, selama sejarah manusia, terdapat 5 negara (secara mandiri) yang mampu mencapai Bulan. Dan dapat ditebak, negara-negara tersebut adalah negara-negara dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Hal ini ditunjukkan dengan kelima negara tersebut termasuk dalam negara pemilik teknologi nuklir. Bahkan 4 diantaranya (Amerika, Rusia, China, dan India) memiliki senjata nuklir (kecuali Jepang yang berkomitmen hanya menggunakan nuklir untuk non senjata).

Di balik mimpi manusia untuk mencapai dunia lain, kemajuan antariksa menunjukkan superioritas suatu negara dari sisi teknologi dan militer. Karena untuk mencapai antariksa, dibutuhkan minimal teknologi roket yang sangat maju. Kemajuan teknologi roket tentu saja menunjukkan kemampuan teknologi militer yang sangat mumpuni.

Pencapaian ini tentu saja dapat terjadi jika visi masyarakat suatu negara jauh ke depan, melewati batas-batas mimpi sebagian besar umat manusia. Dengan biaya yang begitu besar, banyak orang menganggap misi ke luar angkasa adalah pemborosan. Tapi tentu saja itu adalah pemikiran yang tidak visioner. Setiap usaha melampaui batas mimpi manusia tentu membutuhkan sumber daya. Tanpa ada rintisan dan tindakan, mustahil manusia akan terus bertahan di planet Biru yang kecil ini. Karena Bumi hanyalah setitik debu di luasnya lautan Jagad Raya (Baca : Siapa diri Kita?).

Selamat 50 tahun penjajahan mahluk Bumi di Bulan.

Sabtu, 20 Juli 2019

1/2 Abad Jejak Manusia di Bulan



"Satu langkah kecil manusia, satu lompatan besar umat manusia"

Itulah kalimat yang diucapkan oleh Neil Amstrong saat menginjakkan kaki pertama kali di Bulan. Peristiwa ini merupakan sebuah penanda kemajuan peradaban sebuah kehidupan di planet biru yang bernama "Bumi". Kemampuan manusia berada di "dunia lain" adalah simbol satu langkah lompatan manusia untuk mengeksplorasi dunia-dunia lainnya di alam semesta ini.

Peristiwa itu terjadi 50 tahun yang lalu, 21 Juli 1969 pukul 10.56 WITA. Sebuah pencapaian hasil karya ratusan ribu pekerja yang terlibat untuk mengantarkan 3 manusia ke bulan dengan 2 dari mereka menginjakkan kaki di satu-satunya satelit alami yang dimiliki Bumi.

Tak terhitung biaya yang dikeluarkan dalam misi ini, namun semua itu terbayar dengan pencapaian teknologi umat manusia. Pencapaian misi luar angkasa sejatinya selalu memberikan kemajuan teknologi bagi umat manusia secara umum. Segala bentuk riset teknologi angkasa nantinya menjadi barang komersil yang kita nikmati saat ini. 

Misi yang telah berlangsung setengah abad yang lalu itu menginspirasi gairah sains generasi-generasi selanjutnya untuk mengembangkan teknologi manusia menjangkau tempat yang lebih jauh lagi. Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, sampai pada pinggiran tata surya (Sabuk kuiper) serta ruang antar bintang yang sedang dijalani oleh Voyager 1 dan Voyager 2.

Namun, sebenarnya misi 50 tahun yang lalu bukan satu-satunya misi berawak ke Bulan. Terhitung sampai saat ini terdapat 17 misi Apollo dengan tujuan Bulan dengan 11 misi merupakan misi berawak. Akan tetapi 3 diantaranya gagal. Meskipun begitu, 33 antariksawan telah diterbangkan ke Bulan dengan 12 orang yang mampu berjalan di permukaan bulan. Sisanya hanya diam di modul atau hanya mengorbit bulan. Selain itu, tentu 8 antariksawan yang meninggal selama misi itu merupakan kerugian yang tak ternilai.

Kini, mari kita kenang perjuangan para saintis kita yang terus mencoba memahami alam semesta dengan lompatan-lompatan teknologi yang dihasilkan...