Selamat Datang di Laman Yudi Handayana

Belajar bersama Yudi Handayana

Make one step and never Back

Berjalan pelan asal tetap ke depan

Rabu, 31 Oktober 2018

Pertanda dari Langit

Zaman saat teknlogi modern belum terpikirkan, manusia hidup sangat erat dengan alam. Alam adalah sahabat sekaligus tempat tinggal mereka. Catatan kejadian alam bagi mereka terpatri di langit. Fenomena langit bagi sebagian masyarakat zaman itu adalah suatu pesan dari akan terjadinya suatu peristiwa.



Langit adalah fenomena keteraturan alam yang menempatkan dirinya secara periodik dalam waktu tertentu. Posisi bintang, rasi, dan bahkan cuaca memberikan pengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Dan, ketika keteraturan langit tiba-tiba diganggu dengan kemunculan benda baru seperti komet di langit, mereka menafsirkannya secara pribadi.

Dapatkah kita menyalahkan mereka?

Dahulu, tak ada penjelasan yang logis atas kejadian itu. Ini jauh sebelum ada yang membayangkan bahwa Bumi adalah planet berputar dengan poros miring yang mengelilingi Matahari. Setiap budaya manusia kuno membuat kesalahan yang sama, komet pastilah suatu pesan yang dikirimkan dewa-dewi...atau satu tuhan tertentu. Dan hampir tanpa pengecualian, nenek moyang kita selalu menyimpulkan bahwa beritanya pasti buruk.  Komet adalah tanda malapetaka.  Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah jenis bencana yang akan datang.



Komet bisa berarti kelaparan.
Komet bisa berarti perang.
 Kedatangan komet itu berarti penyakit.
komet meramalkan kematian seorang pemimpin.


Namun, bangsa Cina kuno lah yang sangat sistematis. Mulai sekitar tahun 1400 SM, mereka mulai mencatat dan mengelompokkan kemunculan komet. Komet berekor tiga, berarti bencana bagi negara. Komet berekor empat, menandakan akan datang wabah epidemik.

Bakat manusia dalam pengenalan pola bagaikan pedang bermata dua. Kita 'sangat-sangat' baik dalam menemukan pola, bahkan ketika pola itu sebenarnya tidak ada sesuatu yang dikenal sebagai "pengenalan pola palsu." Kita lapar dalam mencari makna bahwa keberadaan pribadi kita pastilah bermakna spesial bagi alam semesta.

Karena hal itu, kita terkadang terlalu bersemangat untuk menipu diri kita sendiri dan orang lain, menemukan peringatan ilahi pada komet.

Pertanyaannya, dimanakah asal komet? Nantikan pada tulisan selanjutnya.

Senin, 29 Oktober 2018

Memahami Pola Langit

Kita hidup di alam semesta yang maha luas, bagai setitik debu di lautan luas. Bergantung pada sumber energi utama kita, Matahari, dan secara teratur mengikuti arah geraknya. Dalam keluasan alam semesta, kita semua dilahirkan ke dalam sebuah misteri, yang telah menghantui kita setidaknya selama kita telah menjadi manusia. Kita terbangun di dunia kecil ini dibawah taburan bintang. Seperti bayi yang ditinggalkan di depan pintu tanpa pesan untuk menjelaskan dari mana kita berasal, siapa kita, bagaimana jagat raya kita terbentuk. Dan tanpa tahu bagaimana cara mengakhiri keterpencilan kita di jagat raya. Kita harus mencari tahu semuanya sendiri.



Hal terbaik yang kita miliki adalah kecerdasan kita, khususnya bakat kita untuk mengenali pola, dipertajam selama ribuan tahun evolusi. Mereka yang pandai melihat mangsa dan predator, membedakan mana tumbuhan beracun dan mana yang bernutrisi, memiliki peluang lebih baik untuk bertahan dan bereproduksi. Mereka selamat dan mewariskan gen-gen itu untuk mengetahui pola dengan keunggulan yang nyata (Baca : Seleksi Alami (bagian 1)

Budaya-budaya di planet ini melihat ke atas bintang yang sama dan menemukan gambar yang berbeda disana. Kita menggunakan bakat ini untuk mengenali pola di alam, untuk membaca kalender di langit. Pesan tersebut yang tertulis di bintang memberitahu nenek moyang kita kapan harus menetap dan kapan harus berpindah. Kapan kawanan hewan bermigrasi serta hujan dan udara dingin akan datang. Dan kapan mereka seharusnya berhenti untuk sementara.

Saat mereka mengamati hubungan langsung antara gerakan bintang dan siklus iklim kehidupan di Bumi, mereka menyimpulkan, secara alami bahwa apa yang terjadi di atas sana pastilah ditujukan untuk kita di bawah sini. Segala tanda yang ada di langit akan terjadi di Bumi, satu-satunya tempat hidup manusia.

Pengenalan pola ini membawa tingkat berpikir manusia pada setiap zaman ke arah yang lebih tinggi. Pada zaman dulu, segala pengenalan pola langit mengarah pada kemampuan membuat prediksi berbau ramalan yang terkadang lebih ke mistis. Sekarang, cara berpikir manusia telah berbeda.