Selamat Datang di Laman Yudi Handayana

Belajar bersama Yudi Handayana

Make one step and never Back

Berjalan pelan asal tetap ke depan

Senin, 27 Agustus 2018

Kepunahan Ke-6?

Kiamat, adalah kata yang paling menarik bagi kehidupan manusia saat ini. Dalam berbagai budaya dan kepercayaan, kiamat merupakan salah satu media "promosi" yang sangat laris. Saking larisnya, sebagian manusia sampai paranoid akan kemungkinan terjadinya kiamat. Bahkan, muncul ramalan-ramalan tentang terjadinya kiamat.


Kiamat adalah suatu hal yang mungkin terjadi. Hanya saja, bentuk dan kapan terjadinya masih menjadi misteri. Secara lokal, bencana yang terjadi di beberapa bagian muka bumi mungkin adalah sebuah kiamat bagi saudara kita yang terkena bencana. Baik itu gempa bumi, banjir, angin topan, cuaca ekstrim, tsunami, dan lainnya.

Bentuk-bentuk kiamat yang muncul dan divisualisasi dalam beberapa film sebagian besar merujuk pada faktor eksternal yang menghancurkan kehidupan seperti gelombang tsunami besar atau tabrakan asteroid. Namun, mari perhatikan kembali penyebab kepunahan 5 periode sebelumnya. Hanya satu periode yang diakibatkan oleh adanya asteroid yang menabrak bumi. Sisanya diakibatkan oleh iklim bumi yang berubah sebagai efek hilangnya keseimbangan unsur-unsur penunjang kehidupan di bumi.

Sekarang, mari kita perhatikan. Sejak revolusi industri dan penggunaan bahan bakar fosil, manusia telah membakar karbon dalam 3 abad terakhir lebih banyak dari apa yang pernah bumi alami selamat jutaan tahun sebelumnya. Kadar karbondioksida yang ada di bumi telah mencapai level yang tidak dapat diperkirakan secara logika. Efek kadar karbondioksida ini bahkan telah terasa sebagai pemanasan global.

Jika hal ini terus berlanjut, hingga sampai level yang tidak memungkinkan dibenahi, maka bukan tidak mungkin bumi akan "memutuskan" untuk kembali melakukan pemusnahan massal untuk kembali seimbang dalam jutaan tahun mendatang. Dan jika itu terjadi, maka spesies yang akan dihilangkan bisa jadi adalah manusia.

Oleh karena itu, peluang besar kepunahan ke-6 tiada lain diakibatkan oleh manusia itu sendiri. Semua sudah nyata di depan mata, kecuali manusia mau berubah dan kembali merawat bumi, satu-satunya rumah kita di alam semesta ini. Andai tidak ada hal-hal lain yang tiba-tiba seperti gunung besar meletus atau tabrakan asteroid, kita harus yakin bahwa terjadinya kepunahan ke-6 memiliki peluang kecil. Asalkan manusia mau merawat rumah kita. BUMI.

Jumat, 24 Agustus 2018

Extinction : Kepunahan Kelima

Bumi kita sudah sangat tua. Berdasarkan estimasi batu tertua, usia sekitar 4,5 miliar tahun. Para ilmuwan dari seluruh dunia menggunakan astronomi, geologi, kimia, biologi, arkeologi, dan ilmu lain untuk menyelidiki pembentukan Bumi serta munculnya dan punahnya kehidupan di Bumi. Bumi tidak asing dengan hilangnya bentuk kehidupan. Ada banyak periode kepunahan, sejak kapan organisme pertama muncul di Bumi hingga saat ini.


Periode kelima kepunahan terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu dan lebih dikenal sebagai kepunahan Cretaceous-Tersier. Itu adalah periode tercepat dari kepunahan massal, terjadi lebih dari satu hingga 2,5 juta tahun.

Ini mungkin adalah periode kepunahan massal yang paling dikenal karena saat itulah dinosaurus musnah dari muka bumi. Para ilmuwan percaya meteor jatuh di Teluk Meksiko hari ini diperparah dengan aktivitas gunung berapi tinggi yang menghasilkan sejumlah besar karbon dioksida, menewaskan setengah dari populasi yang hidup di bumi.

Pada zaman ini, terdapat spesies yang kuat di lautan yaitu Amonite. Dengan panjang 15 cm, kemampuannya bertahan hingga saat ini masih menjadi misteri. Jahitan berdaun halus menghiasi ruang tubuhnya ini mewakili beberapa teknik canggih dalah bertahan hidup, menyediakan fortifikasi seperti Ammonite squid yang diperlukan untuk menahan tekanan penyelaman dalam mengejar mangsanya.

Dinosaurus mungkin telah menguasai tanah selama periode Cretaceous tetapi lautan milik Amon. Namun aktivitas gunung berapi dan perubahan iklim telah menempatkan Ammonite di bawah tekanan. Dampak asteroid yang mengakhiri pemerintahan dinosaurus memberikan pukulan terakhir. Hanya sedikit spesies amon yang bertahan hidup. Hari ini, kerabat tertua yang bertahan di Amon adalah nautilus.

Rabu, 22 Agustus 2018

Extinction : Kepunahan Keempat

Perkembangan kehidupan di Bumi berlangsung selamat milyaran tahun sejak terbentuknya planet ini. Kehidupan manusia telah dimulai jutaan tahun lalu. Namun belakangan ini, sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa karena uji coba bom nuklir pada ledakan tahun 1950-an dan populasi manusia telah memasuki era baru, yang disebut Anthropocene. Mereka berpendapat bahwa dengan lebih dari tujuh miliar manusia, aktivitas manusia telah secara drastis mempengaruhi alam dan kepunahan sejumlah satwa liar. Bumi tidak asing dengan hilangnya bentuk kehidupan. Ada banyak periode kepunahan, sejak kapan organisme pertama muncul di Bumi hingga saat ini.



Periode keempat kepunahan terjadi sekitar 210 juta tahun yang lalu, selama Zaman Trias Akhir. Pembelahan Pangea yang lambat menyebabkan gunung berapi terbentuk di Provinsi Magmatik Atlantik Tengah. Setelah lonjakan karbon dioksida di atmosfer, pemanasan global dimulai lagi, dengan para ilmuwan berspekulasi itu berlangsung selama delapan juta tahun.

Hal ini menyebabkan karang dan konodon, makhluk laut purba yang seperti belut untuk menghadapi krisis yang serius. Makhluk berbasis karang tidak bertahan hidup. Hujan meteor juga mempercepat kehancuran pada periode ini, Sekitar 80% makhluk hidup, termasuk reptil mati, dengan sekitar 20% makhluk hidup yang punah akibat kehidupan di laut. Selain itu, sejumlah makhluk yang hidup di darat yang mati pada periode ini adalah pseudosuchia, crocodylomorphs, theropoda dan beberapa amfibi besar.

Paleontolog bingung tentang asal-usul fragmen gigi ini, mengira mereka sebagai potongan kerang atau spons. Namun penemuan fosil utuh di Skotlandia pada 1980-an akhirnya mengungkapkan pemiliknya - vertebrata mirip belut bernama konodont yang membanggakan set gigi luar biasa yang melapisi mulut dan tenggorokannya. Mereka adalah salah satu struktur pertama yang dibangun dari hydroxyapatite, mineral kaya kalsium yang tetap menjadi komponen kunci dari tulang dan gigi kita hari ini. Dari semua kepunahan besar, yang mengakhiri Trias adalah yang paling misterius. Tidak ada penyebab yang jelas telah ditemukan.

Minggu, 19 Agustus 2018

Extinction : Kepunahan Ketiga

Beberapa ilmuwan percaya sekitar 600 hingga 700 juta tahun setelah bumi terbentuk, hujan meteor menghujani bumi, membawa sejumlah besar air dan asam amino. Kehidupan, dalam bentuk bakteri sel tunggal, dimulai. Sejak itu, bakteri telah berevolusi menjadi bentuk yang lebih kompleks, meskipun makhluk yang berbeda juga telah punah. Ahli geologi membagi periode dari formasi Bumi hingga sekarang menjadi beberapa era berdasarkan perubahan yang terjadi di masing-masing periode.



Periode ketiga dari kepunahan, sekitar 251 juta tahun yang lalu, selama Permian Age, adalah yang terbesar dan terburuk yang pernah terjadi di Bumi. Pembentukan benua raksasa Pangaea menyebabkan perubahan besar dalam geologi, iklim, dan lingkungan. Letusan gunung berapi yang berlanjut selama 1 juta tahun melepaskan sekitar 300 juta kilometer persegi lava sementara lebih dari 1.750 meter sedimen terbentuk di Perangkap Siberia.

Letusan membakar hutan empat kali ukuran Korea. Ini menghasilkan volume besar karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global. Akibatnya, metana beku di bawah laut meleleh, menghasilkan efek pemanasan global 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.

Pemanasan global berlangsung selama sekitar 10 juta tahun. Kepunahan massal yang mengerikan tidak bisa dihindarkan. Hanya 5% dari populasi kehidupan di Bumi yang selamat dan 95% meninggal karena kekeringan besar, kekurangan oksigen dan hujan asam yang membuat tanaman tidak dapat bertahan hidup.

Dikenal sebagai “the great die”, ini adalah peristiwa kepunahan terburuk yang pernah ada. Hampir mengakhiri hidup di Bumi. Tabulasi karang hilang pada periode ini . Perlu diketahui, karang saat ini adalah kelompok yang sepenuhnya berbeda.

Badai sempurna dari bencana alam. Letusan dahsyat dekat Siberia meledakkan CO2 ke atmosfer. Bakteri metanogenik merespon dengan menyuntikkan metana, gas rumah kaca yang kuat. Temperatur global melonjak ketika lautan diasamkan dan stagnasi, menyemburkan hidrogen sulfida yang beracun. "Ini mengatur kehidupan kembali 300 juta tahun,". Batuan setelah periode ini mencatat tidak ada terumbu karang atau endapan batu bara.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Parker Solar Probe


Manusia memang tidak pernah merasa puas. Manusia selalu ingin mengenal lingkungannya lebih baik lagi. Lingkungan di dunia kita yang kecil, atau dalam skala lebih luas, lingkungan tata surya kita. 

Manusia sudah mengirim penjelajah ruang terjauh, membawa pesan kepada kehidupan (mungkin) nu jauh disana, diantara bintang. Menyampaikan keberadaan kita dan segala yang perlu diketahui tentang manusia bumi. Namun, tentu saja sumber kehidupan di bumi, matahari, masih menjadi misteri sampai saat ini.

Mengetahui lebih baik tentang matahari, akan membuat kita lebih memahami bagaimana hidup manusia akan berlangsung. Sejauh ini, penjelajahan manusia banyak ke daerah terjauh tata surya. Namun misi mendekatkan diri dengan matahari, pusat tata surya kita, baru saja dimulai. Sebuah misi untuk lebih intim dengan matahari, dalam jarak paling dekat dengan wahana apapun yang pernah dibuat oleh manusia. Sebuah misi yang penuh resiko kegagalan menghadapi kejamnya panas dan radiasi matahari.

Parker Solar Probe, adalah wahana yang dikirim oleh NASA baru-baru ini untuk lebih dekat ke matahari. Probe ini dirancang untuk menjadi wahan buatan manusia tercepat yang bergerak dalam sejarah. Probe ini dirancang untuk mengambil data-data yang digunakan untuk memecahkan misteri lama matahari. Untuk ini, diharapkan Probe bertahan di atas suhu 1000 derajat celcius. Suhu yang sangat ekstrim dan kejam. Hal ini karena probe akan masuk ke dalam sistem terdalam tata surya, dengan melewati venus dalam 6 minggu pertama, dan mencapai atmosfer matahari seminggu kemudian.

Selama tujuh tahun, Probe ini akan membuat 24 putaran di sekitar matahari untuk mempelajari bentuk korona, tempat banyak aktivitas penting yang mempengaruhi kehidupan bumi. Parker mengambil sampel secara langsung untuk memecahkan teka teki matahari dengan mengambil data medan partikel, magnetik, dan listrik korona. Probe akan masuk ke atmosfer matahari untuk mengambil sampel dalam jarak 6,16 juta kilometer dari permukaan matahari. 

Mugkin jarak itu terkesan masih jauh. Namun dalam skala tata surya, itu adalah jarak yang sangat dekat. Sebagai perbandingan, jarak matahari-bumi adalah 150 juta kilometer. Jika dibuatkan skala, andaikan jarak bumi-matahari adalah 1 meter, maka jarak probe-matahari hanyalah 4 cm. Perbandingan yang begitu mencolok. Coba kita berada d siang hari yang terik di permukaan bumi. Itu adalah panas yang kita rasakan sejauh 150 juta kilometer dari matahari. Jadi, bayangkan jika jaraknya hanya 6,16 juta kilometer.




Probe dirancang menjadi wahana tercepat mengelilingi matahari dengan kecepatan 690.000 km/jam.  Itu adalah kecepatan yang mampu menempuh setengah keliling bumi kurang dari satu menit. Probe ini dilapisi dengan sunshield komposit karbon setebal 11,5 cm. 

Sebenarnya misi ini telah diwacanakan sejak 60 tahun lalu. Namun, baru sekarang terealisasi karena teknologi yang diperlukan untuk mengarungi daerah kejam itu baru kita miliki saat ini. Saat dekat dengan matahari parker rawan mengalami gangguan radio yang dapat membuatnya kehilangan kontak dengan bumi.

Pada tahap ini, sekali lagi kebesaran pemikiran manusia membawanya lebih dekat dengan alam ini, bahkan melampauinya. Memahami lebih dalam ciptaanNYA, untuk mengenal untuk apa kehidupan ini tercipta. 

Jumat, 17 Agustus 2018

Extinction : Kepunahan Kedua

Sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, sebuah ledakan besar yang oleh para ilmuwan disebut Big Bang memacu pembentukan planet kita. Ledakan itu menghasilkan massa debu hidrogen yang semakin padat, seperti awan; yang terbesar berubah menjadi matahari kita, sementara yang lebih kecil menjadi planet. Salah satu planet itu adalah Bumi kita.

Beberapa ilmuwan percaya sekitar 600 hingga 700 juta tahun kemudian, hujan meteor menghujani bumi, membawa sejumlah besar air dan asam amino. Kehidupan, dalam bentuk bakteri sel tunggal, dimulai.

Namun, tidak selamanya proses perkembangan kehidupan berjalan dengan baik. Ada kalanya bumi mengalami kekejaman yang mampu melenyapkan spesies secara massif. Kepunahan massal yang tercatat sebanyak 5 kali.



Periode kedua dari kepunahan, pada masa Devon Age, terjadi sekitar 359 juta tahun yang lalu. Hujan meteor yang tak kenal lelah diyakini menjadi salah satu penyebab kepunahan massal. Penyebab lain termasuk penurunan drastis kadar oksigen secara global, peningkatan aktivitas lempeng tektonik, dan perubahan iklim. Perubahan ini menyebabkan sekitar 75% makhluk hidup mati. Kepunahan pada periode ini berdampak pada kehidupan di laut yang, pada saat itu, didominasi oleh karang dan stromatoporoids.

Trilobit adalah hewan yang paling beragam dan melimpah yang muncul dalam ledakan Kambria 550 juta tahun yang lalu. Keberhasilan besar mereka dibantu oleh baju besi runcing mereka dan mata yang beraneka ragam. Mereka selamat dari kepunahan besar pertama tetapi hampir musnah pada yang kedua.

Pelaku yang mungkin menyebabkan kepunahan adalah tanaman darat yang baru berevolusi yang muncul, menutupi planet selama periode Devon. Akarnya yang dalam mendorong bumi, melepaskan nutrisi ke lautan. Ini mungkin telah memicu mekarnya alga yang menghisap oksigen keluar dari air, mencekik penghuni bawah seperti trilobit.

Kamis, 16 Agustus 2018

Skala Richter


Sering kita mendengar jika terjadi gempa dengan skala 7.0 Skala Richter, dan seterusnya. Apakah Skala Richter tersebut? Apakah kekuatan gempa 8.0 SR merupakan kelipatan dua kali gempa 4.0 SR? Seberapa kuatkah gempa dengan Skala Richter tersebut?

Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.

Kita tidak perlu tahu bagaimana hitungan skala ini. Yang perlu kita tahu banyak sebagai masyarakat umum adalah seberapa besar energi dan kerusakan yang ditimbulkan. Dalam perhitungannya, parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer).

Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Sebenarnya, Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi. Namun, perbedaan yang ditimbulkan oleh pengukuran dengan gempa berkekuatan tinggi tidak  banyak. Oleh karena itu, SR masih digunakan dalam perhitungan gempa besar, walau tidak jarang akan dikoreksi berkali-kali oleh badan yang berwenang.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama. Skala Richter merupakan skala pertama yang dikembangkan Richter untuk mengukur besaran gempa yang disebut Magnitudo Lokal (ML).

Kekuatan gempa dengan Skala Richter bukanlah linier. Skala ini menggunakan logaritma. Artinya, setiap naik 1 skala, maka itu berarti energinya kelipatan 10. Berarti, gempa skala 3 SR merupakan gempa yang 10 kali lebih kuat dari gempa skala 2 SR. Berarti pula, gempa skala 8 SR adalah gempa yang 100.000 kali lebih kuat dibanding gempa skala 3 SR.

Gempa dengan SR kurang dari 2.0 merupakan gempa kecil yang bahkan tidak terasa di sekitar pusat gempa di permukaan bumi. Gempa dengan SR 2.0 - 2.9 tidak terasa, namun terekam oleh alat. Gempa dengan SR 3.0 - 3.9 seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan. Gempa dengan SR 4.0 - 4.9 dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan. Gempa dengan SR 5.0 - 5.9 dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.

Gempa dengan SR  6.0 - 6.9 dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km. Gempa dengan SR 7.0 - 7.9 dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas. Gempa dengan SR 8.0 - 8.9 dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil. Gempa dengan SR  9.0 - 9.9 dapat menghancurkan area ribuan mil. Gempa dengan SR 10.0 - 10.9 terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua. Gempa SR 11.0-11.9 dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak. Gempa dengan SR 12.0-12.9 bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub. Untuk gempa yang lebih dari itu belum pernah terekam.

Nah, begitu besar energi dari gempa ini dan perbedaan energi antar skala ini menyebabkan pihak berwenang harus sangat teliti dan hati-hati dalam menyebarkan informasi terkait skala gempa. Ini berefek pada kemungkinan korban dan kerusakan yang ditimbulkan serta analisis terhadap akitivitas lempeng bumi. Oleh karena itu, tidak jarang pihak terkait selalu merevisi nilai Skala gempa.

Rabu, 15 Agustus 2018

Extinction : Kepunahan Pertama

Bumi kita sudah sangat tua. Berdasarkan estimasi batu tertua, usia sekitar 4,5 miliar tahun. Para ilmuwan dari seluruh dunia menggunakan astronomi, geologi, kimia, biologi, arkeologi, dan ilmu lain untuk menyelidiki pembentukan Bumi serta munculnya dan punahnya kehidupan di Bumi.

Kepunahan di bumi telah terjadi berkali-kali. Bahkan kepunahan suatu spesies ada di setiap waktu. Namun, menurut catatan fosil, hanya lima era telah secara drastis mengurangi populasi makhluk hidup di bumi untuk menjamin sebutan kepunahan massal.

Memasuki periode awal hingga pertengahan Era Ordovisium, Bumi masih hangat dengan tingkat kelembapan yang ideal untuk hidup. Namun, menjelang akhir periode - sekitar 443 juta tahun lalu - semuanya berubah secara tiba-tiba, ketika benua tua Gondwana mencapai Kutub Selatan. Suhu turun drastis dan es terbentuk di mana-mana, menurunkan level air.

Graptolites, seperti kebanyakan kehidupan Ordovisian, adalah makhluk laut dengan panjang 2-3 cm. Mereka adalah hewan pemakan filter dan pembangun koloni. Kematian mereka selama sekitar satu juta tahun mungkin disebabkan oleh es, usia es yang parah yang menurunkan permukaan laut, mungkin dipicu oleh peningkatan Appalachian. Batu silikat yang baru terpapar menghisap CO2 dari atmosfer, membuat planet menjadi dingin.

Selanjutnya, tingkat karbon dioksida di atmosfer dan di laut menurun, menyebabkan jumlah tanaman menurun secara dramatis dan kekacauan ekosistem terjadi karena tanaman tertentu, yang digunakan sebagai sumber makanan, menjadi langka.

Sekitar 86% populasi makhluk hidup menghilang dalam waktu tiga juta tahun. Beberapa organisme yang dipengaruhi oleh kepunahan pertama adalah Brachiopoda, Conodonts, Acritarchs, Bryozons, dan juga Trilobite yang hidup di lautan.

Selasa, 14 Agustus 2018

Misi Voyager (Bagian 2 - END) : Pesan Untuk Alam Semesta


Voyager 1 adalah wahana yang dikirim khusus untuk menuju ruang tak berhingga. Menuju dunia lain yang mungkin belum terlihat. Dikirim untuk misi yang mungkin tak pernah pulang. Tak ada benda lain yang tersentuh oleh tangan manusia yang pernah berkelana sejauh ini dari Bumi. Bahkan setelah mereka kehilangan kemampuannya untuk menanggapi perintah kita, fase terakhir dan yang terpanjang dari misi Voyager akan dimulai.



Pada tahun 1979, ketika Voyager mengitari Yupiter, gravitasi Yupiter yang besar bertindak layaknya katapel, melontarkan mereka keluar dari sistem tata surya untuk melakukan perjalanan antar bintang di dalam galaksi kita selama satu miliar tahun. Misi Voyager menawarkan dua tiket gratis untuk sesuatu yang mendekati keabadian.

Suatu pesan bagi setiap peradaban yang mungkin, suatu hari nanti, bertemu dengan kapal ruang angkasa yang terbengkalai ini. Mereka diukir pada sampul pesan yang dirancang untuk dibaca oleh makhluk dari dunia dan waktu lain.

Apa yang mungkin menjadi persamaan antara kita dengan peradaban alien dengan sejarah evolusi masing-masing yang terpisah dan jauh lebih maju dari peradaban kita hingga mereka bisa berpatroli dalam ruang antar bintang? Setidaknya satu, bahasa universal... yaitu Sains.



Sulit untuk melepaskan ikatan gravitasi. Kamu hanya bisa mengarungi lautan kosmis jika kamu berbahasa matematika dan fisika. Untuk dapat menyampaikan pesan pada mahluk di luar sana, perlu hal universal yang digunakan. Perhatikan gambar diatas. Itu adalah Cover Artefak yang dibawa oleh Voyager melintasi semesta yang merupakan piringan rekaman suara bumi.


 Hidrogen adalah unsur paling umum di alam semesta. Elektron pada atom hidrogenmembalik arah putarannya dengan laju yang konstan. Atom hidrogen itu seperti jam alamiah kecil. Sekarang kita memiliki unit waktu yang sama dengan makhluk luar angkasa. Ini akan berguna ketika kita sampai ke tahap selanjutnya dari pesan.



Ini adalah alamat balasan kita di ruang angkasa.  Pulsar adalah bintang neutron  yang berputar dengan cepat yang menyemburkan gelombang radio secara teratur.

Kamu bisa mengatur jam milikmu dengannya.. Matahari ada pada pusat diagram ini, dan garisnya menghubungkan ke 14 pulsar terdekat. Sebuah kode sederhana menandai setiap pulsar dengan frekuensinya yang unik menggunakan tiktok dari atom hydrogen sebagai unit satuan waktu.

Jadi ahli astronom alien bisa menggunakan diagram ini untuk menemukan bintang induk dari kapal ruang angkasa Voyager di galaksi kita.  Mereka juga dapat memberi tahu sudah seberapa lama Voyager itu diluncurkan. Dan itu penting  karena rekaman Voyager diproyeksikan untuk hidup selama 1 miliar tahun. Sisa pesan yang tergambar adalah pesan tentang cara untuk memutar piringan suara andaikan oleh suatu sebab terhenti atau bergeser.

Mari menjadi arkeolog makhluk luar angkasa untuk beberapa saat. Sebuah artefak telah diambil dari lautan antar bintang. Pesan itu dibuat oleh makhluk yang hidup sekitar satu miliar tahun yang lalu. Apa yang akan kau dapatkan dari mereka dan dunia mereka?




Mereka telah mengirimkan kita musik mereka berjudul Sound of Earth (andaikan bisa membaca tulisannya) dan ucapan salam dalam 58 bahasa manusia. Salam dari anak-anak planet Bumi. Dan bahasa ikan paus. Dan rekaman yang memperdengarkan suara peluncuran roket Saturn V. Kata-kata pertama seorang ibu pada bayinya yang baru lahir.  Suara gelombang otak wanita muda yang baru jatuh cinta. Dan suara dari pulsar. Semua itu akan hidup selama satu miliar tahun.

Entah siapa yang akan menerima? Apakah manusia masih ada saat pesan itu diterima? Bahkan saat pesan itu dibalas (suatu hari)? Yang jelas, manusia telah berusaha menunjukkan eksistensinya di alam semesta ini. Mencoba mencari tahu apakah manusia hidup sendiri, di lautan Semesta yang Maha Luas ini.

Senin, 13 Agustus 2018

Jenis-Jenis Gempa


Bumi tersusun atas lempeng-lempeng yang saling bergerak. Lempeng bumi terdiri atas lempeng benua maupun lempeng samudera. Pertemuan dua lempeng itu bagaikan sebuah lidi yang dibengkokkan. Lidi mula-mula melengkung sampai batas tertentu dan akhirnya patah. Saat tekanan suatu lempeng itu maksimal, maka seperti lidi yang patah, lempeng akan melepaskan energinya. Terjadilah gempa.




Gempa tidak hanya diakibatkan oleh tumbukan lempeng. Gempa bisa diakibatkan oleh berbagai macam fenomena. Fenomena gunung berapi salah satunya. Selama aktivitas gunung yang akan erupsi, akan terjadi gempa di sekitar gunung. Namun, gempa bumi ini tidak banyak merusak. Kerusakan diakibatkan oleh letusan gunung tersebut. Gempa jenis ini disebut gempa Vulkanik.

Gempa bumi yang paling banyak menimbulkan kerusakan adalah gempa yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng bumi. Gempa ini disebut sebagai gempa tektonik. Gempa ini dapat melepaskan energi yang sangat besar. Besarnya energi yang dilepaskan diberikan skala dengan Skala Richter.

Gempa tektonik ini yang menghantui hampir di seluruh bagian bumi. Energi gempa yang merambat dari sumber terjadinya akan mampu menimbulkan kerusakan parah. Selain itu, gempa ini dapat memicu gelombang besar tsunami, yang tentu saja memperparah bencana yang terjadi.

Penyebab gempa lainnya yang sangat jarang terjadi  adalah gempa akibat tumbukan meteor atau asteroid. Namun, pada bumi purba, gempa jenis inilah yang paling sering terjadi. Setiap saat bumi selalu ditumbuk oleh meteor maupun asteroid. Bahkan, saat ini, satelit kita, bulan, terus mengalami tumbukan meteor sehingga gempa selalu terjadi.

Meskipun jarang terjadi, namun jika sekali terjadi, maka akan ada kepunahan di muka bumi ini. Tumbukan terakhir asteroid dengan bumi mampu menghapus era dinosaurus.

Dengan berbahayanya gempa yang tidak dapat terprediksi kapan akan terjadinya, maka selayaknya kita sebagai manusia harus banyak bersyukur dengan nafas yang masih diberikan.


Minggu, 12 Agustus 2018

Misi Voyager (Bagian 1) : Perjalanan yang Tak Pernah Kembali

Alam semesta begitu luas. Kita hanya setitik debu dari lautan semesta. Namun, kebesaran pikiran kita membawa manusia mampu melampaui semua itu. Seberapa jauh saat ini manusia mampu menjelajah semesta? Dari seluruh pesawat ruang angkasa kita, ini adalah yang telah bepergian paling jauh dari rumah, Voyager 1.



Dia membawa pesan kepada miliaran tahun dari sekarang, sesuatu tentang siapa diri kita, bagaimana kita merasa, dan musik yang kita buat. Perjalanan terpanjang sepanjang sejarah  diluncurkan pada tahun 1977. Voyager ini bergerak dengan kecepatan sekitar 64.000 km per jam.  Voyager sukses menyelesaikan misi penjelajahannya ke planet terluar, namun perjalanannya menuju kegelapan  baru saja dimulai.

40 tahun setelah peluncurannya, Voyager 1 menjadi pesawat ruang angkasa pertama kita yang memasuki dunia yang belum terpetakan. Lautan antar bintang begitu dalam dan gelap. Di tempat itu, Matahari hanyalah bintang tercerah di langit. Namun tetap saja Voyagers mempertahankan komunikasi rutin mereka dengan Laboratorium Propulsi Jet milik NASA. Berbicara bolak-balik melintasi jam cahaya yang memisahkan kapal ini dengan pangkalan awal mereka.



Voyager 1 adalah wahana yang dikirim khusus untuk menuju ruang tak berhingga. Menuju dunia lain yang mungkin belum terlihat. Dikirim untuk misi yang mungkin tak pernah pulang. Tak ada benda lain yang tersentuh oleh tangan manusia yang pernah berkelana sejauh ini dari Bumi. Bahkan setelah mereka kehilangan kemampuannya untuk menanggapi perintah kita, fase terakhir dan yang terpanjang dari misi Voyager akan dimulai.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Evolusi dalam Masa Manusia


Bumi telah mengalami 5 zaman kepunahan. Semua kejadian luar biasa itu membentuk mahluk hidup bernama manusia, mahluk yang paling cerdas. Mahluk yang mampu bertahan dari segala kondisi ekstrim yang akan terjadi. Mahluk yang mampu memahami sains untuk menyelamatkan spesiesnya. Hingga, jika suatu hari ada kepunahan yang ke-6, maka itu pasti akan menjadi kepunahan manusia.
Mari tahan dahulu keingintahuan kita tentang kepunahan yang telah terjadi. Mari kita lihat dulu keanekaraman spesies yang ada saat ini.




Ada suatu masa, belum lama ini... sebelum anjing ada. Mereka belum ada. Sekarang ada yang besar, yang kecil, yang suka memeluk, penjaga, pemburu. Semua jenis anjing yang mungkin kamu inginkan.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Bukan hanya anjing. Dari mana semua jenis makhluk hidup berasal? Jawabannya adalah kekuatan mengubah yang terdengar seperti dongeng atau mitos. Tapi ini bukanlah hal semacam itu.

Mari kita mundur sekitar 30.000 tahun ke zaman sebelum adanya anjing, ketika pendahulu kita tinggal dalam musim dingin yang tak kunjung berakhir pada zaman es terakhir. Nenek moyang kita adalah pengembara yang hidup dalam kelompok kecil. Mereka tidur dibawah hamparan bintang.

Langit adalah buku cerita, kalender mereka, suatu pedoman untuk hidup. Ia memberi tahu mereka kapan dingin yang menusuk akan datang, kapan padi liar akan matang, kapan kawanan rusa dan bison akan bermigrasi. Bagi mereka, rumah adalah.. Bumi itu sendiri.

Tapi mereka hidup dalam ketakutan pada makhluk yang lapar, puma dan beruang, yang bersaing dengan mereka untuk mangsa yang sama, dan serigala yang mengancam untuk merebut dan melahap yang paling lemah di antara mereka.



Semua serigala ingin mendapatkan tulang, tapi kebanyakan mereka takut untuk datang mendekat. Ketakutan mereka adalah karena tingginya kadar hormon stres dalam darah mereka. Ini masalah kelangsungan hidup. Karena terlalu dekat dengan manusia bisa berakibat fatal.

Tapi beberapa serigala berkat variasi alami memiliki hormon tersebut dalam kadar yang lebih rendah. Ini membuat mereka tidak terlalutakut pada manusia. Serigala jenis ini telah ditemukan dalam cabang leluhurnya, sekitar 15.000 tahun yang lalu...

Mereka memiliki insting untuk mendekat pada manusia. Strategi yang sangat baik untuk bertahan hidup, yang berakibat pada penjinakan oleh manusia. Biarkan manusia berburu, jangan ganggu mereka, dan mereka akan membiarkanmu mengais sisa makanan mereka.



Kau akan makan dengan lebih teratur, memiliki keturunan banyak, dan keturunan itu akan mewarisi sifatmu. Seleksi berdasar kejinakan ini akan semakin diperkuat di tiap generasi hingga keturunan dari serigala liar itu berevolusi menjadi anjing.

Kamu bisa menyebutnya, "kelangsungan hidup bagi yang paling bersahabat" Seperti sekarang, ini adalah kesepakatan yang baik bagi manusia juga. Anjing-anjing yang memulung tak hanya seperti regu kebersihan. Mereka juga bertugas mengamankan.

Seiring kerjasama antar spesies ini berlanjut dari waktu ke waktu, rupa anjing pun berubah. Keimutan menjadi keuntungan selektif. Semakin manis rupamu, semakin besar peluangmu untuk hidup dan mewariskan gen kamu ke generasi lain.

Itulah makna evolusi. Itulah proses evolusi… dan bayangkan jika proses ini berlangsung selama milyaran tahun, bukankah tidak mungkin suatu bentuk spesies menjadi jauh berbeda dengan moyangnya?

Jumat, 10 Agustus 2018

Kepunahan yang di Bumi

Berapakah umur bumi? 

Pada artikel Kalender Kosmik (1 sampai 5), kita tahu bahwa bumi berumur sama dengan tata surya ini, yaitu 4,5 milyar tahun. Pada perkembangan bumi sampai sekarang, kapankah kehidupan dimulai? Bagaimana kehidupan dimulai sampai pada manusia cerdas seperti kita?



Kita tahu bahwa banyak spesies di bumi yang punah, yang ditemukan sisa-sianya berupa fosil. Bahkan, ada banyak spesies yang punah di masa manusia modern. Apakah seluruh spesies, termasuk manusia, diciptakan bersamaan dari mulai adanya kehidupan di Bumi? Bagaimana lalu spesies yang ada saat ini bertahan selama itu? Disaat banyak spesies yang tidak bertahan menghadapi kejamnya beberapa periode dan zaman di Bumi ini.

Yang paling terkenal adalah kepunahan dinosaurus, yang menurut teori yang paling mendekati, punah akibat tabrakan asteroid. Jika dinosaurus bisa punah, bagaimana manusia? Apakah berarti manusia bertahan dari kondisi ekstrim tersebut, atau manusia ada setelah zaman itu? 

Yang jelas, apapun teori tentang penciptaan/keberadaan manusia, Bumi telah mengalami beberapa kali kejadian ekstrim yang memicu kepunahan massal spesies di Bumi. Tercatat ada 5 kepunahan massal di Bumi.

Andai manusia tercipta bersamaan dengan spesies lainnya, maka dulu sangat banyak sekali ada spesies. Dan setiap kepunahan mengurangi spesies dengan signifikan. Entah dengan cara apa, manusia mampu bertahan dari semua itu.

Pada pendapat lain, suatu teori evolusi mengungkapkan bahwa pada dasarnya spesies diciptakan bertahap, mulai dari paling sederhana sampai paling kompleks. Proses perkembangan mahluk hidup itu dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di bumi, yang tercatat di setiap DNA keturunannya. Salah satunya peristiwa-peristiwa kepunahan itu.

Berdasarkan teori terakhir, berarti manusia terbentuk dari proses pembelajaran yang sangat panjang dan melalui kekejaman zaman yang bertubi-tubi. Manusia menjadi spesies paling cerdas yang terbentuk saat ini, yang diharapkan mampu bertahan selamanya. Pernyataan terakhir tentu kita terima. Tapi, teori itu belum mampu diterima, karena itu berarti kita berasal dari spesies lain yang lebih "rendah" dari kita. 

Apapun teorinya, yang jelas tercatat dalam sains, bumi telah mengalami 5 zaman kepunahan. Semua kejadian luar biasa itu membentuk mahluk hidup bernama manusia, mahluk yang paling cerdas. Mahluk yang mampu bertahan dari segala kondisi ekstrim yang akan terjadi. Mahluk yang mampu memahami sains untuk menyelamatkan spesiesnya. Hingga, jika suatu hari ada kepunahan yang ke-6, maka itu pasti akan menjadi kepunahan manusia. 

Dan dengan kecerdasan manusia, hanya satu hal yang bisa memusnahkan manusia, yaitu manusia itu sendiri.

Nantikan cerita tentang kepunahan yang terjadi di bumi pada tulisan selanjutnya.

Sains dan Fiksi = Sains Fiksi?


Suatu hari, apakah mungkin manusia berjalan menembus tembok? Membangun pesawat luar angkasa yang dapat melakukan perjalanan lebih cepat daripada kecepatan cahaya?

Suatu hari bisakah manusia membaca pikian orang lain? Bisakah manusia menjadi tembus pandang? Bisakah manusia memindahkan objek dengan kekuatan pikiran?

Saya sendiri masih terpesona dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Seperti banyak fisikawan, saya terpesona oleh kemungkinan perjalanan waktu, senjata meriam, medan kekuatan, alam semesta paralel, dan sejenisnya. Selain itu, saya mendapat banyak pertanyaan tentang hal-hal tersebut. Sihir, fantasi, fiksi ilmiah adalah taman bermain raksasa untuk imajinasi pikiran.

Saya sering berhkayal bisa kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahan dan menjadi orang yang sempurna. Saya senang dengan pikiran satu hari bisa ikut ke luar angkasa, menjelajahi dunia selain bumi kita.

Ketahuilah bahwa sekarang saya sedang melakukan itu. Melalui imajinasi pikiran dan sains, semua itu menjanjikan. Sebelum terwujud dalam hal nyata, semua hal di alam ini tercipta pertama kali dalam alam gagasan. Dalam sains, banyak hal yang dirasa tidak mungkin menjadi mungkin. Penjelasannya ada, hanya saatnya belum sampai pada wujud nyata.

Astronom agung Edwin Hubble terpesona oleh karya-karya Jules Verne. Sebagai hasil dari membaca karya Verne, Hubble meninggalkan karir yang menjanjikan di bidang hukum dan tidak menaati ayahnya. Keinginannya memulai karir di bidang sains. Dia akhirnya menjadi astronom yang terhebat di abad ke-20. Carl Sagan, ahli astronomi ternama dan pengarang buku terlaris, mendapati imajinasinya tenggelam karena membaca Novel John Carter of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Seperti John Carter, dia bermimpi satu hari menjelajahi pasir Mars. Artinya, semua dapat terjadi jika kita mampu melakukannya pertama kali di dalam pikiran kita. Memiliki khayalan jauh ke depan, keluar dari apa yang biasa terjadi.

Saya lahir jauh ketika Albert Einstein meninggal, tetapi saya ingat orang-orang membicarakan tentang namanya. Einstein menjadi suatu kata untuk memberikan kesan pintar, hebat, dan luar biasa. Einstein banyak dikenal dengan karyanya tentang relativitas (walaupun hadiah nobel yang didapatkannya pada teori efek fotolistrik). Satu hal yang menjadi catatan yang saya temukan tentangnya adalah adanya naskah yang belum terselesaikan. Naskah yang menunjukkan keinginannya menyatukan hukum fisika menjadi satu teori.

Doraemon adalah komik fiksi yang sering saya baca. Yang menarik komik ini adalah adanya alat-alat masa depan yang canggih. Bahkan yang menjadi impian orang adalah mesin waktu yang digunakan doraemon dan nobita menjelajah ke masa depan maupun ke masa lalu. Awalnya saya menganggap itu semua fiksi. Tetapi, kita mulai merasakan saat ini jika alat-alat canggih sudah banyak bermunculan. Bahkan saat saya mulai mempelajari teori Einstein, saya mulai memiliki harapan bahwa mesin waktu itu benar-benar ada, walau dengan beberapa batasan (suatu hari akan saya jelaskan maksudnya).

Intinya, suatu hal besar muncul dari pemikiran yang jauh ke depan. Pemikiran yang kadang terkesan absurd, aneh, dan terkesan fiksi. Nah, saya ajak kamu semua untuk ikut dalam keajaiban sains itu. Melihat sesuatu yang ada di film fiksi menjadi hal yang dapat terwujud, dijelaskan oleh sains dan peluang keberhasilannya menjadi kenyataan..

Kamis, 09 Agustus 2018

Gempa Bumi

Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan kejadian beruntun yang memakan korban banyak, gempa di pulau Lombok. Gempa ini sungguh menakutkan, yang mana penulis sendiri mengalami bagaimana mencekamnya saat gempa terjadi. Dibalik ketakutan itu, penulis menyempatkan menulis tentang gempa, dan memaknai gempa dari sisi sains.



Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.

Gempa bumi terjadi karena ada penumpukan tekanan pada pertemuan dua buah lempeng bumi. Ya, bumi tersusun atas lempeng-lempeng yang saling bergerak. Lempeng bumi terdiri atas lempeng benua maupun lempeng samudera. Pertemuan dua lempeng itu bagaikan sebuah lidi yang dibengkokkan. Lidi mula-mula melengkung sampai batas tertentu dan akhirnya patah. Saat tekanan suatu lempeng itu maksimal, maka seperti lidi yang patah, lempeng akan melepaskan energinya.

Energi yang dilepaskan sangat lah besar. Skala penentuan energi ini dilabeli dengan suatu skala logaritmik yang paling terkenal yaitu Skala Richter (dibahas pada tulisan lain). Energi yang besar ini bagi daerah yang dekat dengan pusat gempa (vertikal maupun horisontal) akan sangat merusak. Namun bagi daerah yang jauh, akan terasa getaran-getaran kecil. Animasi video terjadinya gempa dapat dilihat disini

Tidak ada satupun ilmu maupun teori yang saat ini bisa memprediksi gempa bumi. Hal ini karena penumpukan tekanan sangat bergantung pada kelenturan bagian lempeng yang bertemu. Proses itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, bahka ratusan tahun. Oleh karena itu, sangat susah menduga kapan gempa akan terjadi. Jangankan menentukan menitnya, memprediksi jam, hari, bulan, bahkan tahun terjadinya gempa saja sangat mustahil. Oleh karena itu, gempa merupakan bencana alam yang sesungguhnya, yang tidak bisa kita tebak datangnya.

Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi bencana (jika tinggal di daerah rawan gempa), baik tempat tinggal maupun tindakan darurat yang dilakukan. Sisanya, hanya doa kepadaNya agar kita terhindar dari mala petaka. Manusia adalah setitik debu dari kebesaran ciptaanNya.

Rabu, 08 Agustus 2018

Struktur Bumi

Pernahkah kalian bertanya apa yang ada di bawah kaki kita? Saat kita berdiri di atas tanah, apakah tanah di bawah kita ini memang padat sampai sedalam-dalamnya? Bisakah kita membuat terowongan ke bawah dan tembus di bagian bumi lainnya? 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan kita temukan jawabannya sedikit saat melihat fenomena gunung meletus. Gunung memuntahkan lava panas yang mengalir dari dalam bumi. Nah, berarti, apakah isi perut bumi?




Struktur Bumi bagian dalam terbagi dalam beberapa lapisan, seperti halnya sebuabawang. Bumi secara umum terdiri dari beberapa lapisan yaitu bagian paling atas disebut litosfer atau crust, lapisan di bawahnya adalah astenosfer atau mantel dan yang paling bawah adalah inti bumi.

Bagian dalam dari bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu dengan metode geofisika., terutama dari kecepatan rambatan getaran atau gelombang seismik, sifat kemagnetannya dan gaya berat serta data panas bumi. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun dari material yang berbeda-beda mulai dari permukaan bumi sampai ke inti bumi.

Dengan metode geofisika tersebut juga diketahui bahwa berat jenis bumi keseluruhan adalah sekitar 5,52. Kerak bumi sendiri yang merupakan lapisan terluar dan disusun oleh batu-batuan. Material yang menyusun bagian dalam bumi merupakan material yang lebih berat dengan berat jenis yang lebih besar daripada batuan yang menyusun kerak bumi.

Lapisan mantel bumi merupakan lapisan paling tebal dari bumi. Lapisan ini terdiri dari magma cair yang terus mengalir. Magma ini sebagai cairan tempat lempeng bumi "mengapung". Magma ini merupakan sumber utama bebatuan di permukaan bumi oleh aktivitas vulkanik.

Lapisan inti bumi terdiri atas lapisan cair (inti luar) yang mengelilingi inti dalam yang padat. Inti tersusun atas nikel dan ferit. Sistem perputaran inti luar terhadap inti dalam ini akan menimbulkan efek medan magnet bumi yang sangat vital dalam melindungi kehidupan di bumi.

Bagaimana medan magnet bumi? Apa akibatnya jika tidak ada medan magnet bumi?
Nantikan pada tulisan selanjutnya.