Ruang Waktu
Sejenak duduk di lantai 3 beranda
rumah, mencoba menghilangkan penat dari menjelajahi ruang di waktu hari ini.
Langit begitu cerah, menampakkan hiasan langit yang mempesona. Titik-titik
bertaburan yang selama ini kita sebut sebagai “bintang”. Sesekali melintas
cahaya panjang yang kita sebut meteor atau bintang jatuh. Saat itu pula seharusnya
kita membuat permohonan yang katanya akan terkabul sebelum meteor menghilang. Tentu saja semua permohonan tidak akan terkabul. Bagaimana bisa terkabul
jika meteor sudah menghilang sebelum kita mulai memohon. Untungnya saat ini bulan purnama.
Bulan yang selalu menampakkan wajah yang sama ke arah bumi selama ratusan ribu
tahun. Lumayan, mengurangi keredupan malam ini.
Selama melihat langit malam,
terpikirkah kita, sejauh mana bisa kita melihat dengan keterbatasan yang
dimiliki manusia? Abaikan perdebatan tentang pusat alam semesta. Mari kita ikuti
Sains yang telah dengan sangat cantik memberikan penjelasan dan paparan tentang
manusia yang berpijak pada satu planet dari sekian banyak planet di langit.
Manusia yang bergantung pada planet yang berada hanya di salah satu bagian
titik alam semesta. Ada apakah di langit luar sana? Adakah kehidupan seperti
kita? Jawabannya ada 2, YA atau TIDAK. Dibalik segala konsekuensi dan imajinasi
kedua jawaban tersebut, yakinlah bahwa kedua jawaban itu sama-sama
“menakutkan”.
Membayangkan hanya Bumi yang
memiliki kehidupan, terombang-ambing dalam luasnya alam semesta tentu sangat
mencemaskan. Terlebih jika ada bentuk kehidupan lain di langit sana, seberapa
cerdaskah mereka? Bagaimana mereka memandang kehidupan lain seperti kita?
Apakah kita lebih cerdas dan canggih? Atau jangan-jangan kita hanya setitik
semut bagi mereka. Jika seperti itu, mampukah kita sembunyi? Minimal
menyembunyikan posisi kita di alam ini. Tapi, dimanakah sebenarnya alamat kita
di alam ini? Baik dalam ruang maupun waktu.
Untuk mengetahui alamat kita, andaikan
kita bisa berada pada tempat yang bebas dari ikatan ruang dan waktu (baca
Ruang-Waktu), kita bisa pergi ke mana saja. Jika ingin melihat dimana letak
kita pada ruang, lihat saja ke depan. Dalam dimensi waktu, masa lalu berada di
bawah kita. Dan mari kita lihat tempat
tinggal kita, Bumi, dan ini adalah baris pertama dari alamat itu.
Bumi
Mari kita coba meninggalkan Bumi,
satu-satunya rumah yang pernah kita ketahui menuju tempat terjauh dari alam
semesta. Tetangga terdekat kita, Bulan, tak memiliki langit. Tanpa laut, tanpa
kehidupan, hanya bekas luka dari benturan kosmis (meteor, asteroid, dan
lainnya). Bintang kita menggerakkan angin dan gelombang dan seluruh kehidupan
di permukaan dunia kita.
Bulan Matahari, Bumi
Matahari menampung seluruh dunia yang
ada dalam tata surya dalam cakupan gravitasinya dimulai dari Merkurius, hingga Venus yang
tertutup awan, dimana efek rumah kaca telah merubahnya menjadi semacam neraka. Mars, sebuah lingkungan dengan daratan sebanyak
yang dimiliki Bumi. Sabuk dari batuan asteroid mengelilingi Matahari di antara
orbit Mars dan Yupiter. Dengan empat bulan besarnya dan lusinan lainnya yang
berukuran kecil, Yupiter seperti sebuah tata surya kecil tersendiri. Ia
memiliki massa yang lebih besar daripada massa gabungan seluruh planet.
Tata Surya
Bintik Merah Raksasa Yupiter,
merupakan sebuah badai berukuran tiga kali dari ukuran planet kita, yang telah
mengamuk selama berabad-abad. Mahkota permata dari tata surya kita; Saturnus, dikelilingi
semacam jalan raya dari batuan es yang tak terhitung jumlahnya mengorbit dan
jatuh perlahan. Jika kita sadar, sebenarnya setiap batu es, adalah satu bulan
kecil. Uranus dan Neptunus, planet-planet terluar dan baru ditemukan setelah
penemuan Teleskop. Jauh dari planet terluar, ada kumpulan dari puluhan ribu dunia beku. Dan Pluto salah satu
dari mereka.
Daerah terluar tata surya
Jauh ke batas tata surya kita,
perairan yang lebih dalam pada lautan jagat yang luas ini dan dunia yang tak
terhitung jumlahnya terbentang di depan. Dari luar sini, Matahari tampak sama
seperti bintang lainnya. Tapi gravitasinya masih mempengaruhi triliunan komet
beku, sisa-sisa dari pembentukan tata surya sekitar lima miliar tahun yang
lalu. Ia disebut Awan Oort. Tak ada yang pernah melihatnya sebelumnya, karena
setiap dari dunia kecil ini amat jauh bahkan dari tetangga terdekatnya, seperti
jarak Bumi - Saturnus. Awan besar komet ini membungkus tata surya yang
merupakan baris kedua dari alamat kosmis kita.
Bima sakti dan letak tata surya
Namun, apa yang kita telah lihat
sejauh ini hanyalah satu dari milyaran sistem dunia yang ada. Lebih jauh kita
berkelana dalam gabungan imajinasi dan sains, kita akan melihat galaksi kita,
Bima Sakti. Setiap satu titik, tidak hanya yang terang, adalah suatu bintang.
Berapa banyak bintang? Berapa banyak
dunia? Ada berapa banyak kehidupan? Dimana kita pada galaksi itu?
Perhatikan bagian pinggir galaksi
bima sakti. Lihat ekor terluar itu? Disanalah tempat kita tinggal sekitar
30.000 tahun cahaya dari pusatnya. Galaksi Bima Sakti adalah baris selanjutnya dari
alamat kosmis kita. Berbekal imajinasi dan sains, kita mampu berada sejauh ini
dari rumah.Dengan melihat galaksi kita dari sisi ini, kini kita berada seratus
ribu tahun cahaya dari rumah. Artinya, cahaya hal tercepat yang pernah ada butuh
seratus ribu tahun untuk mencapai tempat kita dari Bumi.
Galaksi Andromeda
Ini adalah Spiral Besar pada
Andromeda, galaksi tetangga kita. Kita menyebut dua galaksi besar kita dan
kumpulan lainnya yang lebih kecil, "Grup Lokal" atau “Cluster”. Kita
bahkan tak bisa menemukan galaksi rumah kita dari luar sini. Ia hanyalah satu
dari ribuan galaksi dalam Gugus Besar Virgo.
Gugus Galaksi Besar Virgo
Pada skala ini, seluruh obyek
yang kita lihat, termasuk titik yang paling kecil, adalah galaksi-galaksi. Setiap
galaksi memiliki miliaran matahari dan
dunia yang tak terhitung. Namun keseluruhan dari Gugus
Alam Semesta yang Teramati
0 komentar:
Posting Komentar