Kamis, 13 September 2018

Seleksi Alami (bagian 1)

Mungkin kita semua terkejut dengan tulisan proses evolusi pada serigala, yang mana peran manusia sangat berperan disana. Sekarang, mari kita akan coba melihat proses evolusi  lain dengan kembali ke masa lalu, ketika dunia ini masih dipenuhi oleh es, selama dua juta tahun terakhir. Ini adalah masa istirahat yang panjang. Selama dua juta tahun itu iklimnya dingin dan kering. Area es Kutub Utara lebih luas ke arah selatan dibanding yang ada sekarang.





Dalam salah satu zaman es yang panjang itu, ketika laut es membentang dari Kutub Utara hingga ke bawah, beruang besar berkeliaran di lempengan es dekat ke utara. Kelihatannya seperti beruang biasa, tapi sesuatu yang luar biasa terjadi di dalamnya.

Sesuatu yang akan memunculkan spesies baru. Untuk melihatnya, kita harus singgah ke skala yang kecil ke tingkat sel, sehingga kita dapat menjelajahi sistem reproduksi beruang. Kita harus mengecil lagi. Kita akan menyusut ke tingkat molekul, hingga di dalam nucleus yang berisi DNA kita, naskah kuno dari kode genetik kita.

Dan itu ditulis dalam bahasa yang dapat dibaca oleh kehidupan. DNA adalah molekul berbentuk seperti tangga memutar yang panjang atau spiral ganda. Anak tangganya terbuat dari empat jenis molekul berbeda yang lebih kecil. Ini adalah huruf alphabet dari genetik.
Pengaturan tertentu dari huruf tersebut menjadi petunjuk bagi seluruh makhluk hidup, memberi tahu mereka bagaimana untuk tumbuh, bergerak dan mencerna merasakan lingkungan, menyembuhkan, bereproduksi. Spiral ganda DNA adalah mesin molekul dengan 100 miliar bagian yang disebut "atom".



Pesan DNA diturunkan dari sel ke sel dan dari generasi ke generasi disalin dengan sangat hati-hati. Begitulah pesan kehidupan diprasastikan dan mengirimkan mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ketika sel hidup dibagi menjadi dua, masing-masing membawa salinan lengkap dari DNA tersebut.

Tapi tak ada yang sempurna. Kadang-kadang, ada kesalahan dalam mengkoreksi, membuat perubahan kecil yang acak dalam instruksi penyalinan genetik. Mutasi pun terjadi pada sel telur beruang. Sebuah peristiwa acak sekecil ini memiliki konsekuensi pada skala yang lebih besar. Mutasi itu mengubah gen yang mengendalikan warna bulu. Itu akan mempengaruhi produksi pigmen gelap pada bulu anak keturunan beruang.

Kebanyakan mutasi tidak berbahaya. Sebagian lainnya mematikan. Tapi beberapa, murni secara kebetulan bisa memberi organisme sebuah keuntungan penting pada persaingan. Pada proses ini, maka beruang melahirkan anak yang salah satunya memiliki pigmen berwarna putih sebagai akibat perubahan genetik.


Suatu tingkat sejarah kehidupan beruang berubah mulai saat ini. Bagaimana? Nantikan pada tulisan selanjutnya.



0 komentar:

Posting Komentar