Selasa, 06 November 2018

Kisah Komet (Bagian 2 – Si rambut Merah)

Awan oort, lapisan terluar sistem tata surya kita merupakan rumah asal dari komet. Awan Oort begitu besar sehingga membutuhkan satu kometnya sekitar satu juta tahun untuk menyelesaikan satu perjalanan  mengelilingi Matahari. Di luar sini, di ujung terjauh  dari tata surya bahkan pengaruh kecil dari gravitasi bintang yang berpapasan bisa melepaskan  beberapa komet ini dari ikatan gravitasi mereka pada Matahari. Memulai perjalanan antar bintang yang tak terhingga. Suatu pengembaraan tiada batas.

Beberapa komet yang terlempar keluar dari tata surya menjelajahi ruang antar bintang. Tapi bagi sebagian lainnya, nasibnya berbeda. Ada komet yang meluncur menuju Matahari, menambah kecepatannya dengan gerak jatuh bebas tanpa henti yang terus berlangsung selama ribuan tahun.

Ketika gravitasi Neptunus memberikannya tarikan lain, terjadi perubahan kecil dalam jalurnya. Raksasa Yupiter, obyek paling besar dalam sistem tata surya kita selain Matahari,  menarik komet dengan tarikan gravitasinya yang sangat kuat, melengkungkan jalurnya. Ketika komet kita mencapai bagian dalam tata surya, panas dari Matahari memanggangnya.

Perubahan indah pun dimulai.. Si gersang, bongkahan es hitam kini memamerkan lingkaran cahaya berkilau dan ekornya. Lapisan ini menceritakan kisah bagaimana komet terbuat, sekitar empat miliar tahun yang lalu.



Selama 40.000 generasi kemanusiaan kemungkinan ada 100.000 kemunculan komet yang terang Selama itu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mendongak dalam keheranan tak berdaya. Tertahan di bumi, tanpa kemampuan menghindar untuk mencari tempat lain, menunggu kedatangannya ke permukaan bumi.

Komet pada tahun 1664 mengirimkan ketakutan di penjuru Eropa dan ancaman itu semakin dibenarkan ketika wabah dan kebakaran besar London terjadi setelahnya. Di sana, dengan rambut panjang berdarah suatu bintang berkobar dianggap sebagai penyebab dan mengancam dunia dengan kelaparan, wabah dan perang.

Bagi pangeran, itu menandakan kematian. Bagi kerajaan, banyaknya pusara kematian. Untuk seluruh perkebunan/pertanian kerugian yang tak terhindarkan. Untuk pembajak tanah, musim yang malang. Bagi pelaut, ia membawa badai. Bagi kota, pengkhianatan sipil. Dan masih banyak ketakutan yang mengiringi manusia atas kedatangan komet, si rambut merah. Sebuah pertanda akan adanya suatu peristiwa besar, yang seringkali bukan peristiwa yang baik.

Namun semua pandangan itu akhirnya berubah, dimulai dari seorang jenius bernama Edmund Halley.

0 komentar:

Posting Komentar