Awan oort, lapisan
terluar sistem tata surya kita merupakan rumah asal dari komet. Awan Oort
begitu besar sehingga membutuhkan satu kometnya sekitar satu juta tahun untuk
menyelesaikan satu perjalanan
mengelilingi Matahari. Di luar sini, di ujung terjauh dari tata surya bahkan pengaruh kecil dari gravitasi
bintang yang berpapasan bisa melepaskan
beberapa komet ini dari ikatan gravitasi mereka pada Matahari. Memulai
perjalanan antar bintang yang tak terhingga. Suatu pengembaraan tiada batas.
Beberapa komet yang
terlempar keluar dari tata surya menjelajahi ruang antar bintang. Tapi bagi
sebagian lainnya, nasibnya berbeda. Ada komet yang meluncur menuju Matahari, menambah
kecepatannya dengan gerak jatuh bebas tanpa henti yang terus berlangsung selama
ribuan tahun.
Ketika gravitasi
Neptunus memberikannya tarikan lain, terjadi perubahan kecil dalam jalurnya. Raksasa
Yupiter, obyek paling besar dalam sistem tata surya kita selain Matahari, menarik komet dengan tarikan gravitasinya yang
sangat kuat, melengkungkan jalurnya. Ketika komet kita mencapai bagian dalam
tata surya, panas dari Matahari memanggangnya.
Perubahan indah pun
dimulai.. Si gersang, bongkahan es hitam kini memamerkan lingkaran cahaya
berkilau dan ekornya. Lapisan ini menceritakan kisah bagaimana komet terbuat, sekitar
empat miliar tahun yang lalu.
Selama 40.000 generasi
kemanusiaan kemungkinan ada 100.000 kemunculan komet yang terang Selama itu, hal
terbaik yang bisa kita lakukan adalah mendongak dalam keheranan tak berdaya.
Tertahan di bumi, tanpa kemampuan menghindar untuk mencari tempat lain,
menunggu kedatangannya ke permukaan bumi.
Komet pada tahun 1664
mengirimkan ketakutan di penjuru Eropa dan ancaman itu semakin dibenarkan
ketika wabah dan kebakaran besar London terjadi setelahnya. Di sana, dengan
rambut panjang berdarah suatu bintang berkobar dianggap sebagai penyebab dan mengancam
dunia dengan kelaparan, wabah dan perang.
Bagi pangeran, itu
menandakan kematian. Bagi kerajaan, banyaknya pusara kematian. Untuk seluruh
perkebunan/pertanian kerugian yang tak terhindarkan. Untuk pembajak tanah,
musim yang malang. Bagi pelaut, ia membawa badai. Bagi kota, pengkhianatan
sipil. Dan masih banyak ketakutan yang mengiringi manusia atas kedatangan
komet, si rambut merah. Sebuah pertanda akan adanya suatu peristiwa besar, yang
seringkali bukan peristiwa yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar