Kehidupan memang penuh misteri, yang selalu ingin
diungkap oleh manusia. Manusia yang kerdil dari sisi ruang dan waktu di alam
ini tidak menyurutkan semangat pengungkapan rahasia alam. Manusia dapat
melakukan semua itu melalui pikiran dan pengetahuan, berlandaskan sains untuk
mencoba memahami segala misteri ciptaanNYA.
Salah satu kehidupan yang ada di alam
semesta ini adalah kehidupan Bumi. Hanya kehidupan di bumi ini yang seumur
hidup kita tempati dan ketahui. Kita tidak pernah tahu apakah di lautan semesta
ini terdapat bentuk kehidupan lain. Setidaknya sampai teknologi dan sains
berkembang dalam beberapa abad mendatang.
Kehidupan di bumi seperti yang ada sekarang
tidak terlepas dari proses yang sangat panjang, selama 4,5 milyar tahun umur
bumi. Bentuk kehidupan sekarang ini hanyalah sebagaian kecil dari proses
evolusi kehidupan yang pernah terjadi. Bukti-bukti berupa fosil kehidupan purba
memberikan petunjuk bentuk kehidupan pendahulu kita. Semua itu mengalami
seleksi alam dan berevolusi menyesuaikan dengan keadaan satu-satunya tempat
tinggal kita ini, sampai ke bentuk yang sekarang.
Pandangan seleksi alam yang pernah saya
tulis sebelumnya (baca : Seleksi Buatan) mendapat berbagai reaksi.
Salah satunya mengenai perubahan serigala menjadi jinak. Hal ini memunculkan
perdebatan yang sangat seru. Sejalan dengan itu, gambaran seleksi buatan ini
muncul dalam suatu film sci-fi berjudul Alpha.
Film Alpha berlatar akhir zaman es,
sekitar 20.000 tahun silam. Alpha berkisah tentang Keda (Kodi
Smit-McPhee), yang diajak ayahnya, Tau (Jóhannes Haukur Jóhannesson), sang
kepala suku, untuk berburu. Tau mengajak Keda untuk berburu persediaan makanan
sebelum musim dingin tiba meski Rho (Natassia Malthe), istri Tau, menganggap
putranya belum siap. Benar saja. Keda terlihat masih kagok dalam mengikuti
perburuan. Ia tak mampu membunuh babi hutan yang berhasil ditangkap.
Suatu kali, kelompok yang dipimpin Tau diserang sekumpulan
bison. Keda terjatuh ke jurang. Dilihat dari posisi jatuhnya, kerabat Tau
meminta Tau menganggap Keda sudah meninggal. Tau dengan berat hati menggelar
upacara kematian Keda. Di sini petualangan Keda dimulai.
Keda yang masih 'amatir', harus berjuang menyelamatkan diri
baik dari alam maupun binatang buas. Keda nyaris tewas diserang sekawanan
serigala. Keda berhasil melukai salah satu serigala. Namun bukannya dibunuh,
Keda malah menyelamatkannya. Film kemudian berlanjut mengisahkan hubungan unik
Keda dan serigala.
Serigala itu diobati oleh Keda dan berhasil menjinakkannya.
Aplha pun menjadi pengikut setia dari Keda dalam perjalanan ekstrim nan panjang
menuju desa Keda. Perjalanan diselmuti drama yang melibatkan kerjasama yang
apik dalam mencari makanan dan perburuan.
Tanpa Keda ketahui, Alpha ternyata melahirkan beberapa anak
sesampainya di desa. Disinilah gambar menarik ditampilkan. Semua anak serigala
menjadi peliharaan desa tersebut, dan film diakhiri adegan setiap pemburu memiliki
seekor serigala di sampingnya.
Film ini terlihat sederhana, namun menggambarkan bagaimana
secara visual serigala mampu menjadi teman manusia. Dan jika ini terjadi 20.000
tahun yang lalu, maka keturunan serigala-serigala itu tentu tidak menutup
kemungkinan akan menjadi hewan-hewan kesayangan kita dirumah masing-masing
seperti saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar