Kamis, 08 November 2018

Alpha : Kisah Pemburu dan Serigala

Kehidupan memang penuh misteri, yang selalu ingin diungkap oleh manusia. Manusia yang kerdil dari sisi ruang dan waktu di alam ini tidak menyurutkan semangat pengungkapan rahasia alam. Manusia dapat melakukan semua itu melalui pikiran dan pengetahuan, berlandaskan sains untuk mencoba memahami segala misteri ciptaanNYA.

Salah satu kehidupan yang ada di alam semesta ini adalah kehidupan Bumi. Hanya kehidupan di bumi ini yang seumur hidup kita tempati dan ketahui. Kita tidak pernah tahu apakah di lautan semesta ini terdapat bentuk kehidupan lain. Setidaknya sampai teknologi dan sains berkembang dalam beberapa abad mendatang.

Kehidupan di bumi seperti yang ada sekarang tidak terlepas dari proses yang sangat panjang, selama 4,5 milyar tahun umur bumi. Bentuk kehidupan sekarang ini hanyalah sebagaian kecil dari proses evolusi kehidupan yang pernah terjadi. Bukti-bukti berupa fosil kehidupan purba memberikan petunjuk bentuk kehidupan pendahulu kita. Semua itu mengalami seleksi alam dan berevolusi menyesuaikan dengan keadaan satu-satunya tempat tinggal kita ini, sampai ke bentuk yang sekarang.

Pandangan seleksi alam yang pernah saya tulis sebelumnya (baca : Seleksi Buatan) mendapat berbagai reaksi. Salah satunya mengenai perubahan serigala menjadi jinak. Hal ini memunculkan perdebatan yang sangat seru. Sejalan dengan itu, gambaran seleksi buatan ini muncul dalam suatu film sci-fi berjudul Alpha. 



Film Alpha berlatar akhir zaman es, sekitar 20.000 tahun silam. Alpha berkisah tentang Keda (Kodi Smit-McPhee), yang diajak ayahnya, Tau (Jóhannes Haukur Jóhannesson), sang kepala suku, untuk berburu. Tau mengajak Keda untuk berburu persediaan makanan sebelum musim dingin tiba meski Rho (Natassia Malthe), istri Tau, menganggap putranya belum siap. Benar saja. Keda terlihat masih kagok dalam mengikuti perburuan. Ia tak mampu membunuh babi hutan yang berhasil ditangkap.

Suatu kali, kelompok yang dipimpin Tau diserang sekumpulan bison. Keda terjatuh ke jurang. Dilihat dari posisi jatuhnya, kerabat Tau meminta Tau menganggap Keda sudah meninggal. Tau dengan berat hati menggelar upacara kematian Keda. Di sini petualangan Keda dimulai.

Keda yang masih 'amatir', harus berjuang menyelamatkan diri baik dari alam maupun binatang buas. Keda nyaris tewas diserang sekawanan serigala. Keda berhasil melukai salah satu serigala. Namun bukannya dibunuh, Keda malah menyelamatkannya. Film kemudian berlanjut mengisahkan hubungan unik Keda dan serigala.

Serigala itu diobati oleh Keda dan berhasil menjinakkannya. Aplha pun menjadi pengikut setia dari Keda dalam perjalanan ekstrim nan panjang menuju desa Keda. Perjalanan diselmuti drama yang melibatkan kerjasama yang apik dalam mencari makanan dan perburuan.

Tanpa Keda ketahui, Alpha ternyata melahirkan beberapa anak sesampainya di desa. Disinilah gambar menarik ditampilkan. Semua anak serigala menjadi peliharaan desa tersebut, dan film diakhiri adegan setiap pemburu memiliki seekor serigala di sampingnya.

Film ini terlihat sederhana, namun menggambarkan bagaimana secara visual serigala mampu menjadi teman manusia. Dan jika ini terjadi 20.000 tahun yang lalu, maka keturunan serigala-serigala itu tentu tidak menutup kemungkinan akan menjadi hewan-hewan kesayangan kita dirumah masing-masing seperti saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar