Minggu, 27 Januari 2019

Penyebaran Metode Eksperimental



Pada awalnya segala misteri alam dikaji dengan buah pemikiran yang lama dan lebih pada filosofis. Namun semenjak karya Galileo, Tycho, dan Kepler, di Eropa terjadi peningkatan kegiatan penelitian dan penyebarluasan penggunaan eksperimental.

Dalam tahun 1600, Gilbert menerbitkan kayanya yang terkenal De Magnete yang sebagian besar didasarkan atas hasil eksperimennya sendiri. Dialah yang pertama kali mengemukakan bahwa bumi adalah sebuah bola magnet yang sangat besar. Dia membuat magnet berbentuk bola dari besi dan memperlihatkan bahwa bola magnet ini menghasilkan medan magnet yang sama dengan medan magnetik bumi.

Dalam bidang optik, Snellius (1591 - 1626) menemukan hukum pembiasan. Mersene (1588 - 1648) meneliti hukum getaran dawai dan mengukur frekuensi suatu nada. Dia juga melakukan eksperimen untuk mengukur kecepatan cahaya.

Dalam mekanika fluida, Torricelli (1608 - 1647) menemukan prinsip barometer dan mengamati variasi tekanan terhadap ketinggian. Secara terpisah, Otto von Guericke (1602 - 1686) dan Pascal (1623 - 1662) meneliti pompa udara dan mengukur perbedaan tekanan di puncak dan di dasar gunung. Pascal menemukan suatu prinsip hidrostatika yang dikenal dengan hukum Pascal.

Jadi, eksperimen akhirnya menjadi suatu kewajiban ketika suatu teori disusun. Hasil empiris suatu fenomena alam menjadi rujukan kevalidan suatu teori. Teori yang mapan harus mampu bertahan dari sederetan hasil uji eksperimen yang ada. Jika itu terjadi, maka teori tersebut merupakan teori yang kuat. Namun jika hasil empiris bertentangan dengan teori, maka teori itu gugur dan mengharusnya terciptanya teori yang baru. Begitulah akhirnya antara teori dan eksperimen saling melengkapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

2 komentar: