Jumat, 18 Januari 2019

Periode Kedua (1550 - 1800) : Munculnya Metode Eksperimen (Bagian 3 - Sir Issac Netwon)



Newton (1642 - 1747) merupakan puncak suatu menara yang jauh melebihi ilmuwan manapun pada zamannya. Ia adalah ilmuwan raksasa, seorang intelektual yang sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan tidak bisa dibandingkan dengan besarnya semua ilmuwan di zaman itu.

Pada mulanya, Newton tidak menunjukkan keistimewaan dalam pelajarannya, meski pada akhirnya dia mencapai tempat tertinggi di kelasnya. Perhatiannya terhadap matematika dan mekanika baru berkembang ketika studi di Cambridge (1661) dan mulai menampakkan kegeniusannya. Ketika masih mahasiswa dia telah menemukan teori binomial dan mengembangkan metode deret tak hingga dan menemukan kalkulus diferensial.

Pada tahun 1665, saat usianya 23 tahun, Newton telah mengembangkan dan merumuskan tiga hukum gerak yang sekarang kita kenal sebagai sebgai Hukum Newton. Dengan menggunakan hukum gerak planet yang diajukan oleh Kepler hampir satu abad sebelumnya, dia mempelajari benda (apel) jatuh. Dia memandang bahwa gaya yang menyebabkan buah apel itu jatuh erat hubungannya dengan gaya yang menjaga planet tetap mengorbit mengitari matahari. Dengan mempelajari hukum ketiga Kepler, dia menemukan bahwa tarikan gravitasi itu sebanding dengan kebalikan kuadrat jaraknya. Dia menjelaskan hukum Kepler dengan menyatakan bahwa "gaya tarikan antara dua buah benda berbanding langsung dengan hasil kali massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat massa benda-benda tersebut". Newton menamakan gaya tarikan ini dengan gaya gravitasi.

Pada tahun 1667, di usianya yang baru 27 tahun, Newton diangkat menjadi profesor dalam bidang matematika. Karya Newton dalam bukunya yang diterbitkan yang berjudul Optik, terlihat usahanya dalam mengembangkan lensa untuk menanggulangi adanya aberasi sferis pada lensa. Dari hasil percobaannya, Newton justru menemukan gejala penguraian sinar putih menjadi sederetan warna seperti pelangi yang dinamakan spektrum sinar. Dia juga mengajukan teori korpuskuler cahaya yang berlawanan dengan teori undulasi yang diajukan oleh Huygens pada masa itu.

Hasil penelitiannya dalam optika menyebabkan dia memperoleh tempat yang tinggi diantara ilmuwan sezamannya. Namun, sebenarnya karya yang terbesar adalah dalam bidang mekanika dimana dalam tahun 1687 dia menerbitkan bukunya Principia atau lengkapnya Philosophiae Principle of Natural Philosophy. Banyak ilmuwan fisika yang hidup sezaman dengan Newton seperti Robert Boyle (1627 - 1691), Christian Huygens (1629 - 1695), dan Robert Hooke (1635 - 1703).

Demikianlah periode kedua dari perkembangan fisika, dengan sumbangsih ilmu yang besar. Zaman ini marupakan zaman emas terbukanya kotak pandora misteri alam, dengan Newton sebagai puncak menara yang begitu bersinar. Sampai saat ini, saat manusia telah melakukan eksplorasi jauh diantara bintang-bintang, teori Newton tetap menjadi rumusan utama terkait teknis teknologi yang digunakan. Meskipun banyak teori-teori lain yang juga digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar