Sejak ribuan tahun sebelum masehi telah banyak kebudayaan yang sudah tinggi seperti peradaban Mesir kuno, India, Cina, dan Babilonia yang telah banyak memberi sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan. Namun demikian, Yunani Kuno merupakan tempat bersemainya ide-ide besar atau prinsip pengetahuan modern. Ide-ide ini diperkaya oleh Plato, Aristoteles, dan yang lainnya. Meskipun mungkin rasanya pemikiran-pemikiran mereka tentang gejala alam masih sangat samar, mistis, dan filosofis, tetapi banyak memberi sumbangan pada dasar ide dan prinsip pengetahuan modern, seperti ide kekekalan zat, teori atom, inersia, dan lainnya. Namun, tidak dapat dipungkiri pula bahwa pemahaman tentang alam semesta banyak berawal dari pertanyaan tentang posisi benda-benda langit, kaitannya dengan kehidupan manusia.
Mari kita mulai dar Thales (624 - 547 SM) yang memperkenalkan daya tarik magnet dari batu ambar yang digosok. Dia juga berpendapat bahwa bumi bulan dan kecondongan ekliptika. Phytagoras (580 - 428 SM) merupakan ahli matematika yang mendukung pemikiran bahwa bumi itu bulat, dengan dasar bahwa bulat merupakan bentuk paling sempurna. Menurutnya, alam juga berbentuk bulat seperti bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan matahari, bintang, dan planet bergerak mengelilingi bumi dalam lingkaran-lingkaran yang berbeda. Nah, pada titik ini, kita akan membedakan antara pandangan bumi bulat/datar dengan bumi sebagai pusat/tidak.
Anaxagoras (500 - 428 SM) dan Empedocles (484 - 424 SM) memiliki pendapat yang hampir serupa bahwa bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi letak matahari yang menyebabkan terangnya bulan. Dia juga mengajarkan bahwa matahari itu adalah batu merah yang panas dan bulan seperti bumi yang sederhana. Selain itu Anaxagoras juga memberikan pandangan yang merupakan benih hipotesis atomik dari Democritus. Dia menyatakan bahwa perubahan zat disebabkan karena penggabungan atau pemisahan partikel-partikel kecil yang tidak dapat dilihat yang disebutnya spermata. Partikel-partikel ini tidak dapat berubah dan berbeda satu dengan lainnya dalam bentuk, warna, dan rasa. Pandangan inilah yang merupakan citra awal dan hukum kekekalan materi.
Empedocles menyederhanakan pandangan Anaxagoras dengan mengemukakan bahwa ada empat unsur dasar yang menyusun alam ini yaitu tanah, air, udara, dan api. Semua yang ada terjadi dari penggabungan dan pemisahan unsur-unsur ini. Dia juga berpendapat bahwa cahaya itu disebabkan oleh partikel-partikel kecil yang dipancarkan oleh benda yang menyala atau benda tampak. Partikel-partikel ini memasuki mata dan kemudian kembali dari mata ke benda tersebut. Kedua arus ini menimbulkan indera bentuk, warna, dan lainnya. Dia juga memandang bahwa cahaya merambat dari satu titik ke titik lainnya memerlukan waktu. Sebuah pandangan yang sangat revolusioner.
0 komentar:
Posting Komentar