Kamis, 10 Januari 2019

Perjalanan Menembus Waktu

Mungkinkah kita melakukan perjalanan ke zaman kerajaan Majapahit untuk memotret wajah asli Gadjah Mada yang terkenal, lalu pergi ke tangga 17 April 2019, menginap semalam dan kembali pulang memberitahukan siapa presiden terpilih (hasil hitung cepat) Indonesia tahun 2019?


Walaupun mungkin kita tidak pernah dapat membeli mesin waktu, sejenis perjalanan menembus waktu ke masa depan secara teknis tidak mustahil. Itu melibatkan proses pergerakan yang luar biasa cepat, mendekati 300.000 km per detik (dengan kecepatan itu, kita akan mampu mengelilingi bumi 7 kali dalam 1 detik). 



300.000 km per detik adalah kelajuan cahaya yang nampaknya merupakan batas kecepatan yang sudah ada dari awal terbentuknya alam semesta. Yang menarik adalah, saat kamu mendekati kelajuan cahaya, waktu mulai melambat. Ahli-ahli fisika senagn berteori mengenai apa yang akan terjadi pada dua anak kembar, satu pergi dengan pesawat antariksa yang melaju kencang, yang lain tetap tinggal di bumi.

Kisahnya kurang lebih seperti ini...

Nova dan Novi adalah saudara kembar. Keduanya saat ini berumur 30 tahun. Nova adalah seorang astronot dan fisikawan. Novi adalah seorang fisikawan yang berprofesi sebagai Wartawan Sains. Nova baru saja mendapatkan kesempatan sekali seumur hidup, menjadi anggota awak pesawat pertama yang akan mengunjungi tata surya lain. Novi akan meliput kisah itu untuk media tertentu. 

Bintang dan planet-planet yang akan dikunjungi berjarak 96 triliyun km, atau 10 tahun cahaya (Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 tahun, sektar 9,6 triliyun km). Pesawat Nova akan melaju dengan kecepatan 90% kecepatan cahaya. Jadi, dihitung dari Bumi, dibutuhkan waktu kurang lebih 22 tahun untuk perjalanan bolak-balik ke tata surya tersebut dan kembali ke Bumi. 

Saat tahun-tahun berlalu, Novi akhirnya menikah, memiliki 2 orang anak, hidup merawat keluarga kecilnya sembari terus mencari kabar perjalanan saudaranya. Lain halnya dengan Nova, kisahnya sungguh berbeda. Saat pesawatnya melaju tanpa suara melintasi ruang angkasa dengan kecepatan luar biasa, jam di dalam pesawat bergerak lebih lambat dibandingkan di rumah. Namun, jam itu tidak perlu dicocokkan. Waktu sendiri memang melambat bagi pesawat dan awaknya. Tidak akan ada perbedaan yang dirasakan oleh awak pesawat. Satu menit rasanya ya satu menit, bukan satu jam. Tetapi dengan berlalunya menit demi menit, Nova dan rekan astronotnya semakin tidak selaras dengan waktu di Bumi.

Setelah misi sukses, awak kembali ke Bumi. Saat mereka mendekati tata surya kita, jam kapal menunjukkan hampir 10 tahun telah berlalu. Nova merayakan ulang tahun ke 10 di dalam kapal saat kapal ruang angkasa itu memasuki pluto, umurnya kini 40 tahun.

Namun setelah di bumi, akibat efek perlambatan waktu, Novi telah berumur 52 tahun. Waktu bumi mencatat perjalanan pesawat 22 tahun, meskipun waktu pesawat menunjukkan perjalanan mereka hanya 10 tahun. Si kembar pun terlihat tidak sama lagi. Perbedaan umur mereka saat ini adalah 12 tahun. 

Nova melihat perjalanan antariksa sebagai mata air awet muda (seperti di kisah Jack Sparrow) dan merasa tertinggal. Nova mengalami kebingungan. Dalam 10 tahun perjalanan yang ia rasakan, ia telah melampaui waktu bumi 12 tahun ke masa depan. Presiden telah berganti 4 kali (yang menurutnya seharusnya baru 2 kali pergantian pemerintahan). Namun inilah mesin waktu yang secara teknis mungkin terjadi, sebuah gagasan menuju massa depan tanpa manipulasi yang sangat fiktif seperti kisah Doraemon.

Gagasan perjalanan menembus waktu ini didasarkan pada Teori Relativitas Khusus Albert Einstein, yang menjelaskan bagaimana waktu, jarak, dan bahkan massa dipengaruhi oleh gerak. Perjalanan yang dilakukan denga kecepatan yang lebih dekat lagi dengan kecepatan cahaya akan mendorong sang pengelama lebih jauh lagi ke masa depan. Walaupun mungkin ada masalah-masalah ang tidak terpecahkan dalam waktu membangun pesawat secepat itu.

Bahkan pada teori Relativitas Umumnya, Einstein meramalkan bahwa peningkatan gravitasi juga memperlambat waktu. Jadi beberapa orang berspekulasi bahwa kita dapat menggunakan struktur alamiah alam semesta dnegna gravitasinya yang sangat besar, seperti lubang hitam, untuk melontarkan pengelana ke masanya yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar