Jumat, 10 Agustus 2018

Sains dan Fiksi = Sains Fiksi?


Suatu hari, apakah mungkin manusia berjalan menembus tembok? Membangun pesawat luar angkasa yang dapat melakukan perjalanan lebih cepat daripada kecepatan cahaya?

Suatu hari bisakah manusia membaca pikian orang lain? Bisakah manusia menjadi tembus pandang? Bisakah manusia memindahkan objek dengan kekuatan pikiran?

Saya sendiri masih terpesona dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Seperti banyak fisikawan, saya terpesona oleh kemungkinan perjalanan waktu, senjata meriam, medan kekuatan, alam semesta paralel, dan sejenisnya. Selain itu, saya mendapat banyak pertanyaan tentang hal-hal tersebut. Sihir, fantasi, fiksi ilmiah adalah taman bermain raksasa untuk imajinasi pikiran.

Saya sering berhkayal bisa kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahan dan menjadi orang yang sempurna. Saya senang dengan pikiran satu hari bisa ikut ke luar angkasa, menjelajahi dunia selain bumi kita.

Ketahuilah bahwa sekarang saya sedang melakukan itu. Melalui imajinasi pikiran dan sains, semua itu menjanjikan. Sebelum terwujud dalam hal nyata, semua hal di alam ini tercipta pertama kali dalam alam gagasan. Dalam sains, banyak hal yang dirasa tidak mungkin menjadi mungkin. Penjelasannya ada, hanya saatnya belum sampai pada wujud nyata.

Astronom agung Edwin Hubble terpesona oleh karya-karya Jules Verne. Sebagai hasil dari membaca karya Verne, Hubble meninggalkan karir yang menjanjikan di bidang hukum dan tidak menaati ayahnya. Keinginannya memulai karir di bidang sains. Dia akhirnya menjadi astronom yang terhebat di abad ke-20. Carl Sagan, ahli astronomi ternama dan pengarang buku terlaris, mendapati imajinasinya tenggelam karena membaca Novel John Carter of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Seperti John Carter, dia bermimpi satu hari menjelajahi pasir Mars. Artinya, semua dapat terjadi jika kita mampu melakukannya pertama kali di dalam pikiran kita. Memiliki khayalan jauh ke depan, keluar dari apa yang biasa terjadi.

Saya lahir jauh ketika Albert Einstein meninggal, tetapi saya ingat orang-orang membicarakan tentang namanya. Einstein menjadi suatu kata untuk memberikan kesan pintar, hebat, dan luar biasa. Einstein banyak dikenal dengan karyanya tentang relativitas (walaupun hadiah nobel yang didapatkannya pada teori efek fotolistrik). Satu hal yang menjadi catatan yang saya temukan tentangnya adalah adanya naskah yang belum terselesaikan. Naskah yang menunjukkan keinginannya menyatukan hukum fisika menjadi satu teori.

Doraemon adalah komik fiksi yang sering saya baca. Yang menarik komik ini adalah adanya alat-alat masa depan yang canggih. Bahkan yang menjadi impian orang adalah mesin waktu yang digunakan doraemon dan nobita menjelajah ke masa depan maupun ke masa lalu. Awalnya saya menganggap itu semua fiksi. Tetapi, kita mulai merasakan saat ini jika alat-alat canggih sudah banyak bermunculan. Bahkan saat saya mulai mempelajari teori Einstein, saya mulai memiliki harapan bahwa mesin waktu itu benar-benar ada, walau dengan beberapa batasan (suatu hari akan saya jelaskan maksudnya).

Intinya, suatu hal besar muncul dari pemikiran yang jauh ke depan. Pemikiran yang kadang terkesan absurd, aneh, dan terkesan fiksi. Nah, saya ajak kamu semua untuk ikut dalam keajaiban sains itu. Melihat sesuatu yang ada di film fiksi menjadi hal yang dapat terwujud, dijelaskan oleh sains dan peluang keberhasilannya menjadi kenyataan..

1 komentar:

  1. Saya sangat senang membaca bagaimana sains fiksi membawa imajinasi saya bergerak bebas. Meski saya baru membaca beberapa tulisan di blog ini, saya merasa banyak mendapat ilmu baru. Sangat ingin menjadikan blog ini sebagai salah satu bacaan ringan setiap hari..

    Saya tidak sabar membaca kelanjutan dari penjelasan mesin waktu dengan beberapa batasan tersebut, atau jika sudah dijelaskan, apa boleh link nya di bagikan disini :) Terimakasih

    BalasHapus