Melihat langit luas. Ada rasa syukur dan takjub akan lebesaranNya.
Upaya menembus batasan ruang manusia terus dilakukan. Menembus semesta melalui sains adalah keniscayaan. Membesarkan pikiran adalah keharusan.
Sains telah membawa kita sampai dunia paling jauh yang bisa diketahui manusia. Bahkan pesan keberadaan kita disampaikan dengan wahana penjelajah Voyager 1. Entah sudah sampai mana wahan itu mengembara, entah siapa yang menerima pesan itu, hanya DIA yang tahu. Dalam lautan semesta ini, kita hanyalah setitik debu. Debu yang tidak ada artinya dalam luasnya alam semesta jika tidak mau berpikir besar.
Alam semesta yang luas ini telah ada sejak kita lahir, bahkan sejak awal kehidupan di bumi. Berapa umur bumi? Berapa umur matahari? Berapa umur galaksi kita? Jadi berapa umur alam semesta? Bagaimana kita bisa mengetahui semua itu?
Ketakjuban kita akan luasnya alam semesta membuat kita lupa bahwa sejatinya kita juga sedang berada di "luasnya" waktu alam semesta. Manusia bumi baru berada dalam waktu yang sangat singkat dibanding waktu alam semesta, yang kita sebut sebagai waktu kosmik. Umur alam semesta diperkirakan 13,8 milyar tahun.
Untuk dapat memahami posisi kita dalam bagian waktu kosmis, mari kita coba padatkan waktu 13,8 milyar tahun itu dalam satu tahun kalender. Kalender memiliki 12 bulan. Berarti tiap bulan mewakili 1,4 milyar tahun. Setiap harinya mewakili kira-kira 40 juta tahun. Kalender ini disebut KALENDER KOSMIK. Dimanakah posisi kita dalam kalender kosmik? Nantikan dalam tulisan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar