Bumi tersusun atas lempeng-lempeng yang saling
bergerak. Lempeng bumi terdiri atas lempeng benua maupun lempeng samudera.
Pertemuan dua lempeng itu bagaikan sebuah lidi yang dibengkokkan. Lidi
mula-mula melengkung sampai batas tertentu dan akhirnya patah. Saat tekanan
suatu lempeng itu maksimal, maka seperti lidi yang patah, lempeng akan
melepaskan energinya. Terjadilah gempa.
Gempa tidak hanya diakibatkan oleh tumbukan
lempeng. Gempa bisa diakibatkan oleh berbagai macam fenomena. Fenomena gunung
berapi salah satunya. Selama aktivitas gunung yang akan erupsi, akan terjadi
gempa di sekitar gunung. Namun, gempa bumi ini tidak banyak merusak. Kerusakan
diakibatkan oleh letusan gunung tersebut. Gempa jenis ini disebut gempa
Vulkanik.
Gempa bumi yang paling banyak menimbulkan
kerusakan adalah gempa yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng bumi. Gempa ini
disebut sebagai gempa tektonik. Gempa ini dapat melepaskan energi yang sangat
besar. Besarnya energi yang dilepaskan diberikan skala dengan Skala Richter.
Gempa tektonik ini yang menghantui hampir di
seluruh bagian bumi. Energi gempa yang merambat dari sumber terjadinya akan
mampu menimbulkan kerusakan parah. Selain itu, gempa ini dapat memicu gelombang
besar tsunami, yang tentu saja memperparah bencana yang terjadi.
Penyebab gempa lainnya yang sangat jarang
terjadi adalah gempa akibat tumbukan
meteor atau asteroid. Namun, pada bumi purba, gempa jenis inilah yang paling
sering terjadi. Setiap saat bumi selalu ditumbuk oleh meteor maupun asteroid.
Bahkan, saat ini, satelit kita, bulan, terus mengalami tumbukan meteor sehingga
gempa selalu terjadi.
Meskipun jarang terjadi, namun jika sekali
terjadi, maka akan ada kepunahan di muka bumi ini. Tumbukan terakhir asteroid
dengan bumi mampu menghapus era dinosaurus.
Dengan berbahayanya gempa yang tidak dapat
terprediksi kapan akan terjadinya, maka selayaknya kita sebagai manusia harus
banyak bersyukur dengan nafas yang masih diberikan.
0 komentar:
Posting Komentar