Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan kejadian beruntun yang memakan korban banyak, gempa di pulau Lombok. Gempa ini sungguh menakutkan, yang mana penulis sendiri mengalami bagaimana mencekamnya saat gempa terjadi. Dibalik ketakutan itu, penulis menyempatkan menulis tentang gempa, dan memaknai gempa dari sisi sains.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Gempa bumi terjadi karena ada penumpukan tekanan pada pertemuan dua buah lempeng bumi. Ya, bumi tersusun atas lempeng-lempeng yang saling bergerak. Lempeng bumi terdiri atas lempeng benua maupun lempeng samudera. Pertemuan dua lempeng itu bagaikan sebuah lidi yang dibengkokkan. Lidi mula-mula melengkung sampai batas tertentu dan akhirnya patah. Saat tekanan suatu lempeng itu maksimal, maka seperti lidi yang patah, lempeng akan melepaskan energinya.
Energi yang dilepaskan sangat lah besar. Skala penentuan energi ini dilabeli dengan suatu skala logaritmik yang paling terkenal yaitu Skala Richter (dibahas pada tulisan lain). Energi yang besar ini bagi daerah yang dekat dengan pusat gempa (vertikal maupun horisontal) akan sangat merusak. Namun bagi daerah yang jauh, akan terasa getaran-getaran kecil. Animasi video terjadinya gempa dapat dilihat disini
Tidak ada satupun ilmu maupun teori yang saat ini bisa memprediksi gempa bumi. Hal ini karena penumpukan tekanan sangat bergantung pada kelenturan bagian lempeng yang bertemu. Proses itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, bahka ratusan tahun. Oleh karena itu, sangat susah menduga kapan gempa akan terjadi. Jangankan menentukan menitnya, memprediksi jam, hari, bulan, bahkan tahun terjadinya gempa saja sangat mustahil. Oleh karena itu, gempa merupakan bencana alam yang sesungguhnya, yang tidak bisa kita tebak datangnya.
Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi bencana (jika tinggal di daerah rawan gempa), baik tempat tinggal maupun tindakan darurat yang dilakukan. Sisanya, hanya doa kepadaNya agar kita terhindar dari mala petaka. Manusia adalah setitik debu dari kebesaran ciptaanNya.
0 komentar:
Posting Komentar