Sering
kita mendengar jika terjadi gempa dengan skala 7.0 Skala Richter, dan
seterusnya. Apakah Skala Richter tersebut? Apakah kekuatan gempa 8.0 SR
merupakan kelipatan dua kali gempa 4.0 SR? Seberapa kuatkah gempa dengan Skala
Richter tersebut?
Skala
Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo
maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh
instrumen pengukur gempa (seismometer) pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Skala
ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.
Kita
tidak perlu tahu bagaimana hitungan skala ini. Yang perlu kita tahu banyak
sebagai masyarakat umum adalah seberapa besar energi dan kerusakan yang
ditimbulkan. Dalam perhitungannya, parameter yang harus diketahui adalah
amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda
waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara
seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer).
Skala
Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah
Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi
untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Sebenarnya, Skala Richter ini
hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah
6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak
representatif lagi. Namun, perbedaan yang ditimbulkan oleh pengukuran dengan
gempa berkekuatan tinggi tidak banyak.
Oleh karena itu, SR masih digunakan dalam perhitungan gempa besar, walau tidak
jarang akan dikoreksi berkali-kali oleh badan yang berwenang.
Perlu
diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter
seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media
tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan
dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan
instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama. Skala
Richter merupakan skala pertama yang dikembangkan Richter untuk mengukur
besaran gempa yang disebut Magnitudo Lokal (ML).
Kekuatan
gempa dengan Skala Richter bukanlah linier. Skala ini menggunakan logaritma. Artinya,
setiap naik 1 skala, maka itu berarti energinya kelipatan 10. Berarti, gempa
skala 3 SR merupakan gempa yang 10 kali lebih kuat dari gempa skala 2 SR.
Berarti pula, gempa skala 8 SR adalah gempa yang 100.000 kali lebih kuat
dibanding gempa skala 3 SR.
Gempa
dengan SR kurang dari 2.0 merupakan gempa kecil yang bahkan tidak terasa di
sekitar pusat gempa di permukaan bumi. Gempa dengan SR 2.0 - 2.9 tidak terasa,
namun terekam oleh alat. Gempa dengan SR 3.0 - 3.9 seringkali terasa, namun
jarang menimbulkan kerusakan. Gempa dengan SR 4.0 - 4.9 dapat diketahui dari
bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak
terlalu signifikan. Gempa dengan SR 5.0 - 5.9 dapat menyebabkan kerusakan besar
pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang
didesain dengan baik.
Gempa
dengan SR 6.0 - 6.9 dapat merusak area
hingga jarak sekitar 160 km. Gempa dengan SR 7.0 - 7.9 dapat menyebabkan
kerusakan serius dalam area lebih luas. Gempa dengan SR 8.0 - 8.9 dapat
menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil. Gempa dengan
SR 9.0 - 9.9 dapat menghancurkan area
ribuan mil. Gempa dengan SR 10.0 - 10.9 terasa dan dapat menghancurkan sebuah
benua. Gempa SR 11.0-11.9 dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya
terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh.
Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak. Gempa dengan SR 12.0-12.9 bisa
terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di
semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub.
Untuk gempa yang lebih dari itu belum pernah terekam.
Nah,
begitu besar energi dari gempa ini dan perbedaan energi antar skala ini
menyebabkan pihak berwenang harus sangat teliti dan hati-hati dalam menyebarkan
informasi terkait skala gempa. Ini berefek pada kemungkinan korban dan
kerusakan yang ditimbulkan serta analisis terhadap akitivitas lempeng bumi.
Oleh karena itu, tidak jarang pihak terkait selalu merevisi nilai Skala gempa.
0 komentar:
Posting Komentar