Kamis, 16 Agustus 2018

Skala Richter


Sering kita mendengar jika terjadi gempa dengan skala 7.0 Skala Richter, dan seterusnya. Apakah Skala Richter tersebut? Apakah kekuatan gempa 8.0 SR merupakan kelipatan dua kali gempa 4.0 SR? Seberapa kuatkah gempa dengan Skala Richter tersebut?

Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.

Kita tidak perlu tahu bagaimana hitungan skala ini. Yang perlu kita tahu banyak sebagai masyarakat umum adalah seberapa besar energi dan kerusakan yang ditimbulkan. Dalam perhitungannya, parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer).

Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Sebenarnya, Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi. Namun, perbedaan yang ditimbulkan oleh pengukuran dengan gempa berkekuatan tinggi tidak  banyak. Oleh karena itu, SR masih digunakan dalam perhitungan gempa besar, walau tidak jarang akan dikoreksi berkali-kali oleh badan yang berwenang.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama. Skala Richter merupakan skala pertama yang dikembangkan Richter untuk mengukur besaran gempa yang disebut Magnitudo Lokal (ML).

Kekuatan gempa dengan Skala Richter bukanlah linier. Skala ini menggunakan logaritma. Artinya, setiap naik 1 skala, maka itu berarti energinya kelipatan 10. Berarti, gempa skala 3 SR merupakan gempa yang 10 kali lebih kuat dari gempa skala 2 SR. Berarti pula, gempa skala 8 SR adalah gempa yang 100.000 kali lebih kuat dibanding gempa skala 3 SR.

Gempa dengan SR kurang dari 2.0 merupakan gempa kecil yang bahkan tidak terasa di sekitar pusat gempa di permukaan bumi. Gempa dengan SR 2.0 - 2.9 tidak terasa, namun terekam oleh alat. Gempa dengan SR 3.0 - 3.9 seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan. Gempa dengan SR 4.0 - 4.9 dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan. Gempa dengan SR 5.0 - 5.9 dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.

Gempa dengan SR  6.0 - 6.9 dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km. Gempa dengan SR 7.0 - 7.9 dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas. Gempa dengan SR 8.0 - 8.9 dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil. Gempa dengan SR  9.0 - 9.9 dapat menghancurkan area ribuan mil. Gempa dengan SR 10.0 - 10.9 terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua. Gempa SR 11.0-11.9 dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak. Gempa dengan SR 12.0-12.9 bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub. Untuk gempa yang lebih dari itu belum pernah terekam.

Nah, begitu besar energi dari gempa ini dan perbedaan energi antar skala ini menyebabkan pihak berwenang harus sangat teliti dan hati-hati dalam menyebarkan informasi terkait skala gempa. Ini berefek pada kemungkinan korban dan kerusakan yang ditimbulkan serta analisis terhadap akitivitas lempeng bumi. Oleh karena itu, tidak jarang pihak terkait selalu merevisi nilai Skala gempa.

0 komentar:

Posting Komentar